Efek Antasari Serang SBY Picu Kekalahan Agus-Sylviana

Rabu, 15 Februari 2017 | 18:27 WIB
Efek Antasari Serang SBY Picu Kekalahan Agus-Sylviana
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono bersama istri, Annisa Pohan mengikuti proses pencoblosan Pilkada DKI Jakarta di TPS 6, Rawa Barat, Jakarta, Rabu (15/2). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut tiga Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni diprediksi tidak akan masuk ke pilkada putaran kedua. Indikatornya hasil penghitungan cepat yang dilakukan lembaga Lingkaran Survei Indonesia Denny JA yang menunjukkan duet yang diusung Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP hanya meraih 16,88 persen suara.

Peneliti lembaga Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, Ade Mulyana, menilai efek pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar pada Selasa (14/2/2017) menjadi salah satu faktor yang memicu perolehan suara Agus-Sylviana terpuruk.

"Mengapa Agus-Sylvi kalah? Pertama, karena ada efek Antasari. Antasari menuduh SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai inisiator kriminalisasi dirinya. Kemudian diberitakan secara meluas pada H-1 pencoblosan, bahkan SBY langsung konferensi pers untuk membantah. Namun, efek elektoralnya tetap buruk untuk AHY," kata Ade di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2017).

Faktor lain yang mengakibatkan Agus-Sylviana meraih suara paling sedikit dibandingkan dua rival, kata Ade, ekonomi. Maksudnya, pendukung Agus-Sylviana yang umumnya masyarakat berekonomi lemah tidak ikut datang ke tempat pemungutan suara karena memprioritaskan pekerjaan.

"Ada alasan ekonomi, pendukungnya mayoritas bekerja sebagai buruh harian, mereka lebih mengutamakan bekerja, karena jika ke TPS, maka upaya hariannya akan hilang, mereka tidak mau itu," katanya.

Faktor lainnya lagi, menurut Ade kekurangsiapan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta. Itu sebabnya, Ade meminta KPUD berbenah dengan menjadikan pengalaman pilkada putaran pertama sebagai pelajaran.

"Kalau alasan politiknya, masih rendahnya kesadaran politik dari masyarakat, karena lebih mementingkan kebutuhan dasar," kata Ade.

Hasil qiuck count LSI Denny JA menunjukkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menduduki posisi teratas dengan meraup 42,95 persen suara, disusul pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan perolehan 40,17 persen suara.

Sampel survei diambil dari 350 TPS dari 13.023 TPS yang ada. Total jumlah pemilih di Jakarta 7.108.589 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI