Suara.com - Mantan presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membantah tuduhan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, siang tadi. Pernyataan Antasari yang menduga Yudhoyono menjadi inisiator kriminalisasi terhadap Antasari dalam kasus pembunuhan terhadap Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, adalah fitnah.
"Saudara-saudara, Antasari tuduh saya sebagai inisiator kasus hukumnya. Seolah dia tidak salah dan hanya jadi korban. Dengan izin Allah, tuduhan itu sangat tidak benar. Tuduhan itu tanpa dasar, tuduhan itu liar," kata Yudhoyono dalam konferensi pers di Mega Kuningan Timur VII, nomor 26, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017) malam.
Yudhoyono menegaskan tidak terlibat dalam kasus yang menjerat Antasari.
"Tidak ada niat pikiran dan tidak ada tindakan saya untuk melakukan yang seolah-olah mengorbankan Antasari. Kejahatan yang melibatkan Antasari itu tak ada hubungan dengan posisi dan jabatan saya dan juga dengan posisi dan jabatan Antasari waktu itu," kata Yudhoyono.
Yudhoyon mengatakan ketika masih menjabat Kepala Negara tidak pernah menggunakan kekuasaan untuk mengintervensi proses penegak hukum kasus Antasari untuk kepentingan politik.
"Saya tidak pernah intervensi polisi, kejaksaan, majelis hakim, sama sekali tidak. Dalam urusan kasus hukum Antasari," katanya.
Setelah Antasari membuat pernyataan yang membuat Yudhoyono tersinggung, Yudhoyono meminta aparat penegak hukum untuk membongkar lagi kasus pembunuhan Nasrudin.
"Saya harap para penegak hukum bisa gelar, buka kembali kasus Antasari. saya tidak tahu bagaimana aturan hukumnya. Saya berharap, ungkap semua fakta dan data dan kebenaran dengan gamblang-segamblangnya. Saya kira para penegak hukum yang proses kasus Antasari masih ada semua. Penyelidik dan penyidik polisi masih ada. Mantan kapolri masih ada. penuntut dari kejaksaan masih ada. Mantan jaksa agung masih ada. Pemutus putusan majelis hakim masih ada," kata Yudhoyono.
"Tolong bapak para pendekar kebenaran ceritakan kebenaran apa adanya. jangan takut. Semoga bapak ibu para penegak hukum waktu itu tidak tergoda dengan iming-iming jabatan, uang sehingga mengaburkan kebenaran," kata Yudhoyono.
Yudhoyono ingin masyarakat tahu kasus Nasrudin.