Antasari Sebut Nama SBY, Begini Reaksi Wiranto

Selasa, 14 Februari 2017 | 16:33 WIB
Antasari Sebut Nama SBY, Begini Reaksi Wiranto
Menkopolhukam Wiranto, pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab dan GNPF [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan pengaduan mantan Ketua KPK Antasari Azhar akan ditindaklanjuti aparat penegak hukum. Siang tadi, Antasari mengadu ke Bareskrim Polri karena merasa kasus pembunuhan terhadap Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen,yang kemudian membuat Antasari lengser dari KPK dan masuk penjara, rekayasa belaka.

"‎Pasti nanti aparat penegak hukum kalau dilaporkan secara resmi kan ada respon. Nanti dengan dalil yang ada, peraturan yang ada, hukum yang ada, akan dilaksanakan dengan tepat," kata Wiranto di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/2/2017).

‎Wiranto mengatakan penegakan hukum selalu dilakukan secara transparan dan tidak pandang bulu.

"Yang bisa saya sampaikan selalu ayo kami tegakkan hukum secara transparan, bermartabat tanpa pandang bulu. Berpeluang ke penegak hukum apakah cukup memenuhi syarat untuk dilakukan langkah hukum," kata Wiranto.

Wiranto tidak mau menanggapi terlalu jauh pengaduan Antasari.

"Saya tidak menanggapi isu atau pernyataan di luar tugas polhukam. Saya rasa hal itu biar saja ya antara personil yang bersangkutan, tidak perlu kami tanggapi secara berlebihan. Nanti membuat pilkada ini terganggu dengan pernyataan-pernyataan seperti itu," kata Wiranto.

Usai mengadu ke Bareskrim, Antasari meminta mantan presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bicara jujur tentang kasus yang menjerat Antasari.

"Kenapa saya katakan begitu, beberapa waktu yang lalu saya sampaikan ada orang yang malam-malam ke rumah saya, orang itu siapa? Dia adalah Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe," kata Antasari.

Antasari mengatakan malam itu, Hary Tanoe mengaku diutus untuk memintanya jangan menahan Aulia Pohan. Aulia Pohan adalah besan Yudhoyono yang terjerat kasus korupsi.

"Beliau diutus oleh Cikeas waktu itu, siapa Cikeas (tanya Antasari ke wartawan). Ya. Datang ke rumah saya supaya saya tidak menahan Aulia Pohan, dia bilang saya bawa misi pak, saya diminta dari sana untuk menemui bapak," kata Antasari menirukan ucapan Hary Tanoe.

Ketika itu, dengan tegas Antasari mengatakan langkah KPK tidak dapat diintervensi oleh siapapun.

"Saya bilang, tidak bisa. KPK ini sudah ada SOP-nya. Kalau tersangka, ya ditahan," kata Antasari.

Mendengar jawaban tersebut, kata Antasari, Hary Tanoe belum menyerah.

"Aduh pak, saya mohon betullah, karena bagaimana nanti, keselamatan bapak, bagaimana? Katanya begitu kan, waktu malam itu," kata Antasari menirukan Hary Tanoe.

Meski terus didesak, Antasari tetap kekeuh mempertahankan sikap sebagai pimpinan KPK.

"Saya bilang saya sudah memilih profesi sebagai penegak hukum kok, resiko apapun saya terima," katanya.

Beberapa bulan setelah itu muncul kasus pembunuhan terhadap Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Nasrudin meninggal secara tragis pada 15 Maret 2009. Dia ditembak di kawasan Tangerang, Banten.

Pada bulan Mei 2009, Antasari ditangkap.

Kasus tersebut membuat Antasari berhenti dari pimpinan KPK.

Dia divonis 18 tahun penjara pada tahun 2010. Namun, setelah menjalani dua per tiga masa hukuman, Antasari bebas bersyarat.Antasari kemudian dinyatakan bebas murni setelah mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo.

Kini, Antasari kembali berjuang untuk mengungkap kasusnya. Dia merasa menjadi korban kriminalisasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI