Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia Ahmad Rofiq belum mau menanggapi pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar yang menyebut nama Hary Tanoesoedibjo diutus Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih menjabat presiden keenam untuk melobi Antasari pada awal 2009 agar jangan menahan Aulia Pohan. Hary Tanoe merupakan ketua umum Partai Perindo yang juga bos MNC Group.
"Nanti saja setelah pilkada," kata Rofiq kepada Suara.com, hari ini.
"Ini pengalihan isu. semua fokus pada pilkada," Rofiq menambahkan.
Rofiq mengatakan saat ini masih masa tenang menjelang pilkada Jakarta yang akan diselenggarakan pada Rabu (15/2/2017).
"Ini masih tenang, jangan membuat gaduh," kata dia.
Aulia Pohan merupakan ayah dari Annisa Pohan -- calon gubernur Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono. Aulia Pohan adalah besan Yudhoyono. Aulia ditangkap KPK pada tahun 2009 terkait kasus aliran dana Bank Indonesia.
Dalam konferensi pers di Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, siang ini, Antasari meminta Yudhoyono untuk jujur menceritakan kasus yang kemudian membuat Antasari masuk penjara.
Antasari mengungkapkan pada awal 2009, dia dikunjungi bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
"Kenapa saya katakan begitu, beberapa waktu yang lalu saya sampaikan ada orang yang malam-malam ke rumah saya, orang itu siapa?. Dia adalah Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe," kata Antasari.
Sebelum menyebut Hary Tanoe, Antasari meminta maaf terlebih dahulu kepada awak media yang berasal dari grup perusahaan di bawah pimpinan Hary Tanoe.
Antasari mengatakan malam itu, Hary Tanoe mengaku diperintah untuk memintanya jangan menahan Aulia Pohan. Aulia Pohan adalah besan Yudhoyono yang terjerat kasus korupsi.
"Beliau diutus oleh Cikeas waktu itu, siapa Cikeas (tanya Antasari ke wartawan). Ya. Datang ke rumah saya supaya saya tidak menahan Aulia Pohan, dia bilang saya bawa misi pak, saya diminta dari sana untuk menemui bapak," kata Antasari menirukan ucapan Hary Tanoe.
Ketika itu, dengan tegas Antasari mengatakan langkah KPK tidak dapat diintervensi oleh siapapun.
"Saya bilang, tidak bisa. KPK ini sudah ada SOP-nya. Kalau tersangka, ya ditahan," kata Antasari.
Mendengar jawaban tersebut, kata Antasari, Hary Tanoe belum menyerah.
"Aduh pak, saya mohon betullah, karena bagaimana nanti, keselamatan bapak, bagaimana? Katanya begitu kan, waktu malam itu," kata Antasari menirukan Hary Tanoe.
Meski terus didesak, Antasari tetap kekeuh mempertahankan sikap sebagai pimpinan KPK.
"Saya bilang saya sudah memilih profesi sebagai penegak hukum kok, resiko apapun saya terima," katanya.