Putar Lagu Kebangsaan Era Nazi, Jerman Kecam AS

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 13 Februari 2017 | 19:03 WIB
Putar Lagu Kebangsaan Era Nazi, Jerman Kecam AS
Pemimpin Nazi, Adolf Hitler (kanan) sedang memberikan penghormatan dengan gaya khas Nazi [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Federasi Tenis Jerman (DFB) mengecam Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA). Kecaman ini menyusul kesalahan memalukan dengan memutarkan lagu kebangsaan Jerman era Nazi pada pertandingan Piala Fed Grup Dunia 2017 di Hawaii, AS, 11-12 Februari lalu.

Versi yang dimainkan itu mencakup stanza pertama, yang dimulai dengan "Deutschland, Deutschland uber alles," yang digunakan sebagai propaganda Nazi. Stanza itu dihapus setelah Perang Dunia Dua.

"Menurut saya itu merupakan lambang ketidakpedulian, dan saya tidak pernah merasa lebih tidak dihormati lagi sepanjang hidup saya, hanya di Piala Fed," kata petenis Jerman Andrea Petkovic, sambil menambahi bahwa ia mempertimbangkan untuk meninggalkan lapangan sebelum pertandingan tunggal melawan Alison Riske.

Belakangan, Petkovic mengatakan bahwa komentar pertamanya atas insiden itu dibuat dalam situasi emosional yang membuat dia terkejut.

Baca Juga: Luncurkan Model Terbaru, Ini Banderol New Nissan March

"Kami terkejut dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa," kata Petkovic.

Sementara, pelatih tim tenis Jerman, Barbara Ritter mengatakan, kesalahan itu merupakan skandal memalukan dan tidak bisa dimaafkan.

Di lain pihak, Ketua DFB, Ulrich Klaus mengatakan sejawatnya di kubu AS telah meminta maaf atas kesalahan itu.

"Tuan rumah AS pada pembukaan Piala Fed di Hawaii melakukan kesalahan yang semestinya tidak terjadi," kata Klaus dalam pernyataannya.

"Fakta bahwa pada tahun 2017 terdapat kesalahan lagu kebangsaan yang dimainkan yang terasosiasi dengan kisah horor di masa lalu untuk para petenis dan staf dan ofisial, merupakan al yang mengejutkan dan mengganggu."

Baca Juga: Catat! Lelaki yang Suka Masak Lebih Seksi di Mata Perempuan

"USTA melalui presidennya Katrina Adams telah meminta maaf secara resmi dalam bentuk tertulis dan secara pribadi, dan sangat menyesali kesalahan itu," pungkas Klaus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI