Hasanuddin menambahkan kendati pasangan Ahok-Djarot ada di posisi pertama, namun diakui terjadi sedikit penurunan elektabilitas yang disebabkan oleh polemik dengan Ketum MUI Ma'ruf Amin.
"Penurunan ini tidak signifikan karena justru yang terkena banyak imbas penurunan adalah pasangan nomor urut 1 (Agus-Sylvy). Ahok agak turun hanya tidak terlalu signifikan dan ternyata suara pasangan nomor urut satu di kalangan Nahdliyin juga turun. Ini menunjukkan respon yang dilakukan oleh Pak SBY di medsos ternyata berpengaruh di kalangan Nahdliyin juga," jelas Hasanuddin.
Pasangan Anies-Sandiaga, justru mendapat banyak limpahan suara, salah satunya karena tidak terlalu masuk dalam pusaran konflik Ahok-Ma'ruf, selain juga karena performance saat debat kandidat juga sangat bagus.
"Jadi dalam analisa kami, pengaruh dari performance debat dan tidak ikut dalam merespon perselisihan antara Ahok dan Ma'ruf Amin ternyata positif bagi pasangan Anies-Sandiaga," lanjut Hasanuddin.
Dua Putaran? Melihat hasil survei tersebut, ada kemungkinan bahwa Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung 2 putaran. Hasil debat pamungkas juga akan memengaruhi hasil survei.
"Pemilih Ahok dan Anies lebih solid dibandingkan pemilih Agus. Jadi kalau dilihat kemungkinan debat terakhir hanya memantapkan di kedua kubu di paslon 2 dan 3. Suaranya agak bimbang pemilih satu akan berubah," kata Hasanuddin. (Antara)