Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Agus SBY, Ahok dan Anies Turun

Jum'at, 10 Februari 2017 | 18:34 WIB
Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Agus SBY, Ahok dan Anies Turun
Lingkaran Survei Indonesia merilis hasil survei lima hari jelang pencoblosan pilkada DKI Jakarta di kantor LSI, Jakarta, Jumat (10/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengklaim menjelang pencoblosan pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, elektabilitas pasangan cagub-cawagub menurun.

Dalam survei LSI Deny JA periode 28 Januari sampai 1 Februari Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mendapatkan elektabilitas sebesar 31,1 persen, pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat sebesar 30,8 persen dan pasangan Anies-Sandiaga sebesar 32,2 persen.

Sementara survei LSI Deny JA 8 Februari sampai 9 Februari 2017 yakni pasangan Agus-Sylvi berada di urutan pertama yakni 30,9 persen. Di posisi kedua pasangan Ahok-Djarot mendapat tingkat elektabilitas sebesar 30,7 persen dan 29,9 persen elektabilitas pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

"Ketiga cagub-cawagub justru menurun dukungannya, attacking campaign, saling serang antar pendukung kandidat ternyata sama efektif menurunkan dukungan semua kandidat,"uar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di kantor LSI Denny JA, ​Graha Dua Rajawali, ​Jalan Pemuda, nomor 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2017).

Baca Juga: Survei Indikator: Suara Anies-Sandiaga Naik Signifikan

Adrian menuturkan bahwa penurunan elektabilitas pasangan Agus-Sylvi dikarenakan adanya isu kasus hukum Sylviana terkait dugaan korupsi dana hibah Kwarda Pramuka DKI Jakarta tahun anggaran 2014-2015. Kemudian pembully-an terhadap Agus di sosial media terkait kapasitas kepemimpinan Agus.

"Karena penurunan elektabilitas Agus-Sylvi karena isu kasus hukum yang selalu di blow up dan Agus juga di bully sangat intensif di media sosial. Isu yang diangkat acapkali keraguan atas kapabilitas Agus memimpin Jakarta,"katanya.

Kemudian penurunan elektabilitas pasangan Ahok-Djarot dikarenakan pernyataan keras Ahok dan kuasa hukumnya terhadap Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ma'ruf Amin saat dipersidangan dugaan penistaan agama, Selasa (31/1/2017).

"Perlakuan ini memicu protes dari tokoh Islam dan NU. Selain itu juga karena pernyataan Ahok di Al Jazera TV, Ahok menyatakan tidak menyesal dan akan mengulangi lagi mengutip Al Maidah ayat 51," ucap Adrian.

Sementara kata Adrian, menurunnya elektabilitas pasangan Anies-Sandiaga dikarenakan isu Anies yang didukung kelompok Syiah. Meski Anies sudah berkali-kali membantah tudingan dirinya bagian dari Syiah.

Baca Juga: Survei Ungkap Apa Saja Alasan Warga Pilih Agus, Ahok, Anies

"Beredar selebaran seolah jaringan syiah DKI menyerukan anggota memenangkan Anies. Jika Anies menang, syiah tak lagi mengalami diskriminasi. Syiah juga akan bangkit bersama Anies dan tim Anies sudah mengklarifikasi selebaran itu tidak benar," tuturnya.

Adrian memprediksi Pilkada berpotensi berlangsung dua putaran. Pasalnya elektabilitas pasangan calon masih jauh dari syarat satu putaran 50 persen plus satu suara.

"Belum ada satupun cagub-cawagub yang aman untuk lolos ke putaran kedua. Selisihnya semuanya dibawah margin error dan semua kandidat berpeluang untuk lolos di putaran kedua atau tersingkir di putaran pertama," paparnya.

Survei ini melibatkan 1200 responden dengan metode sampling multistage random sampling. Metode pengumpulan data lewat wawancara tatap muka. Adapun margin of eror 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI