Heboh Jelang Pilkada, Polisi Lacak Paket KTP Palsu dari Kamboja

Jum'at, 10 Februari 2017 | 13:06 WIB
Heboh Jelang Pilkada, Polisi Lacak Paket KTP Palsu dari Kamboja
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Boy Rafli usai menemui 5 saksi kunci di RS Pulomas, Jakarta, Sabtu (31/12/2016). [Suara.com/Adie Prasetyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Penyidik masih mengusut kasus penemuan paket berisi 36 tartu tanda penduduk elektronik palsu dari Kamboja yang ditemukan bea cukai di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (3/2/2016) lalu.

"Sedang diselidiki dan saat ini juga fakta faktanya belum terdokumen, jadi fakta faktanya yang mengatakan itu ada belum terdokumen," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amat di Polda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).

Boy belum dapat memastikan paket tersebut dikirim lewat perusahaan apa.

"Saya belum bisa pastikan. Sedang dicek kebenarannya ya," katanya.

Polisi, katanya, masih menunggu hasil koordinasi dengan Komisi II DPR yang sebelumnya mendapatkan informasi pengiriman paket dan menemui pimpinan kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Rawamagun, Jakarta Timur, Kamis (9/2/2017).

"Nanti kami lihat (informasinya) seperti apa. Nanti sangat bagus kami padukan temuan dari Komisi Dua itu bisa jadi informasi penting, jadi sangat bagus untik itu bisa diinformasikan kepada Polri," kata dia.

Selain menemukan 36 e-KTP, bea cukai juga menemukan 32 Nomor Pokok Wajib Pajak, dan satu buku tabungan Bank Central Asia berisi saldo Rp500 ribu serta satu kartu Anjungan Tunai Mandiri.

Sebelumnya beredar isu paket berisi e-KTP palsu tersebut dikirim untuk kepentingan pilkada.

Boy meminta agar masyarakat Jakarta tetap tenang dalam menanggapi isu.

"Ya memang masyarakat ya perlu waspada, jadi menjelang pilkada ini ada hal hal yang sifatnya sengaja digulirkan. Intinya sebenarnya ingin menimbulkan keresahan, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap penyelenggaraan pemilu," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI