Keresahan sosial politik Indonesia saat ini harus segera disikapi dengan cara tidak saling provokasi dan tidak saling propaganda kepentingan kelompok. Jika terus menerus terjadi provokasi dan propaganda dikhawatirkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap negara kesatuan Indonesia akan goyah.
“Ini masalah kesadaran pribadi dan juga kelompok untuk tidak saling memperkeruh keadaan. Negara ini dibentuk dari nilai-nilai Pancasila yang mengokohkan Indonesia menjadi tidak runtuh. Sehingga, menjadi negara yang lebih tangguh, dan patriotisme yang tinggi,” ujar Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat Zulkifli Hasan, hari ini.
Menurut Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional yang resah saat ini adalah masyarakat. Masyarakat yang sudah melek teknologi akan mencerna informasi seadanya tanpa tahu kebenarannya.
“Masyarakat melihat kalangan tertentu saling menyerang opini, saling menyudutkan kebijakan lama dan baru, juga saling mengklaim kebenaran. Ini yang harus disadari dampaknya. Tidak hanya negara, tapi individu dan kelompok juga yang dirugikan,” ujar mantan Menteri Kehutanan.
Jika masalah itu terus terjadi, Zulkifli Hasan mengatakan yang diuntungkan adalah pencipta hoax. Orang yang berada di belakang hoax, katanya, adalah mereka yang aspirasinya tersumbat.
“Mau demo, mereka (kalangan hoak) anggap tidak efektif menyampaikan aspirasinya,” ujarnya.
“Dan akhirnya, kalangan hoak ini menyalurkan kegelisahannya dengan menggalang opini di media sosial. Saling sahut dan menyahut, dan akhirnya menjadi blunder aspirasinya. Yang terjadi, saling lempar gosip yang tidak benar dengan menggunakan istilah ‘kabarnya’, ‘isunya’ dan lainnya dengan sumber tidak jelas,” ujar Zulkifli.
Agar tidak semakin blunder, Zulkifli menyarankan semua kalangan berpikir jangka panjang untuk bangsa Indonesia.
“Kepercayaan, itu yang mestinya dikedepankan oleh semua kelompok. Jangan sampai dalam hati kecil masyarakat, justru kekalutan ini akan dijadikan bahan tertawaan yang membodohi bukan karena lucu,” ujarnya.