Ahok: Jangan Bad News Is A Good News, Itu Nggak Benar

Kamis, 09 Februari 2017 | 13:55 WIB
Ahok: Jangan Bad News Is A Good News, Itu Nggak Benar
Calon gubernur Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama melakukan kegiatan kampanye dengan cara blusukan ke jalan Inspeksi Kalimalang, RT 7 RW 4, Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/2/2017). (suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Hari Pers Nasional diperingati hari ini, Kamis (9/2/2017). Peringatan dilakukan di Ambon, Maluku. Presiden Joko Widodo ikut memeriahkan acara di sana.

Sementara itu, dalam momentum Hari Pers Nasional, calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap jurnalis bekerja secara profesional. Artinya, dalam menjalankan pekerjaan tetap menaati kode etik jurnalistik.

"Pers harus memberitakan kebenaran dong. Jangan bad news is a good news, itu nggak benar," kata Ahok di Yaskum, Jalan Kembangan Baru, Jakarta Barat, Kamis (9/2/2017).

Ahok punya pemahaman sendiri tentang nilai berita di media massa. Menurut dia berita yang buruk seharusnya disebut buruk.

"Bad ya bad, good ya good. Jangan dibolak-balik," Ahok menambahkan.

Di acara Hari Pers Nasional, Jokowi mengingatkan kehadiran media sosial yang memungkinkan tiap orang untuk membuat dan menyebarkan berita merupakan tantangan tersendiri. Banyak sekali konten edukasi yang bisa didapatkan melalui media sosial, tapi tidak sedikit pula berita-berita bohong yang bebas beredar di dalamnya.
 
Peredaran berita hoax yang belakangan ini menjadi fenomena tersendiri tak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di seluruh dunia. Inilah era keterbukaan yang mau tidak mau harus kita hadapi. Namun, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa ke depan masyarakat kita akan semakin cerdas dalam menyikapinya.

"Saya mempunyai keyakinan bahwa ini nantinya justru akan semakin mendewasakan kita, akan mematangkan kita, akan menjadikan kita tahan uji. Jadi tidak perlu banyak keluhan kalau mendengar hal-hal yang ada di media sosial, karena ini fenomena semua negara," ujarnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI