Bonie Hargens Anggap SBY Post Power Syndrome

Rabu, 08 Februari 2017 | 15:12 WIB
Bonie Hargens Anggap SBY Post Power Syndrome
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, berpidato dalam acara Dies Natalis Partai Demokrat di Jakarta, Selasa malam (7/2) [Antara/Akbar Nugroho Gumay].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Bonie Hargens menilai sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang ditunjukkan ke publik akhir-akhir ini menunjukkan Yudhoyono mengalami post power syndrom.

"Saya kira itu secara psikologis bisa dijelaskan bahwa post power syndrome, salah satu cirinya adalah orang mulai kehilangan kemampuan untuk menerima kenyataan," kata Bonie di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017).

Menurut dia yang membuat hal itu terjadi karena Yudhoyono belum dapat menerima kenyataan bahwa dia sudah tak lagi menduduki posisi pucuk pimpinan pemerintah yang sebelumnya dijabat selama dua periode.

"Jadi dia masih berasa berkuasa, tapi faktanya nggak. Jadi berkuasa dalam khayalan. Ini sindromnya," kata Bonie.

Sikap Yudhoyono semakin menjadi sorotan publik setelah dia konferensi pers di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (2/11/2016). Ketika itu dia menyinggung berbagai kasus, di antaranya kasus dugaan penodaan agama yang menyeret nama Basuki Tjahaja Purnama yang harus direspon serius oleh polisi. Dari konferensi pers itu kemudian memunculkan istilah "lebaran kuda." 

Pada Rabu (1/2/2017), Yudhoyono juga kembali melakukan konferensi pers di Wisma Proklamasi Jakarta. Salah satu isu yang dia sampaikan adalah kecurigaan bahwa pembicaraannya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin telah disadap. Yudhoyono meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo menanggapi hal ini secara serius.

Selain itu, dia juga menyatakan keinginannya untuk berdialog langsung dengan Jokowi untuk mengklarifikasi berbagai isu yang dituduhkan kepada Yudhoyono.

Dan yang baru-baru ini terjadi adalah cuitan Yudhoyono yang melontarkan pertanyaan kepada Jokowi dan Tito di Twitter yang kemudian mengundang kehebohan di media sosial.

Pertanyaan Yudhoyono terkait haknya mendapatkan perlindungan setelah rumah barunya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, didemo mahasiswa pada Senin (6/2/2017). "Saya bertanya kpd (kepada) Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri, dgn (dengan) hak asasi yg (yang) saya miliki?... Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt," tulis Yudhoyono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI