PDIP Minta SBY Tak Bingungkan Masyarakat

Rabu, 08 Februari 2017 | 14:18 WIB
PDIP Minta SBY Tak Bingungkan Masyarakat
Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Pareira meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan pesan politik dengan istilah yang jelas dan tidak membingungkan masyarakat.

Hal itu menanggapi pidato ‎Yudhoyono dalam acara Dies Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.‎

Kata Andreas, dengan memberikan pesan yang tidak jelas arahnya hanya akan membuat kegaduhan baru. Sehingga, sebagai Mantan presiden,‎ Yudhoyono diminta ‎lebih memberikan pernyataan yang lebih menyejukan.

"Harusnya menyampaika‎n pesan-pesan politik lebih jelas pada arah dan tepat sasaran sehingga tidak buat bingung masyarakat sehingga itu jauh lebih penting daripada Menggunakan bahasa-bahasa yang nggak jelas dan justru jadi polemik baru dan buat masyarakat bingung," kata Andreas di DPR, Jakarta, Rabu (8/2/2017).



Andreas juga mengomentari soal pernyataan Yudhoyono yang mengatakan telah dijadikan target dan menilai pemerintah serta polisi melakukan pembiaran terhadap hal itu. Menurut Andreas, tidak mungkin pemerintah menargetkan Yudhoyono sebagai sasaran.

"Pemerintah itu kerjanya banyak dan targetnya adalah pembangunan dan nawacita bukan mentargetkan orang perorang terlalu kecil kalo targetnya hanya org per orang. Kalau soal pembiaran, ‎ini adalah tugas dari pada pihak keamanan dan selama ini tugasnya sudah baik. Saya sendiri nggak paham dengan maksud pembiaran itu," kata Anggota Komisi I DPR itu.

Baca Juga: Misbakhun Kritik SBY Salah Besar Soal Tax Amnesty

‎Yudhoyono juga menyebut ada invisible hand yang menyerangnya di media sosial. Menurut Andreas, media sosial sangatlah egaliter sehingga siapa pun bisa merespon dan berinteraksi dengan cara apapun.

"Karenanya, kalau sebagai pemimpin masuk medsos dengan wibawa kepemimpinan, kita jangan justru memancing tanggapan yang menyinggung perasaan kita. Itu resiko di medsos," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI