Selain dihadiri Ahok, acara ini juga dihadiri Nur Muhammad Iskandar SQ, Ketua Relawan Nusantara NU dan Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Taufik Damas, Nusron Wahid, juga Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang Nuril Arifin Husein atau Gus Nuril.
Di acara tersebut, Gus Nuril bercerita, kiai besar dan sesepuh NU, KH. Maimoen Zubair juga keturunan Tionghoa.
"Kemarin (beberapa waktu lalu) dalam pertemuan Kapolri dengan para ulama, ada pesan dari KH. Maimoen Zubair," kata Gus Nuril.
"Beliau kiai, sesepuh, ulama NU yang sudah berusia 94 tahun. Bahwa ternyata Kiai Maimoen Zubair itu bapaknya berasal dari Bangka Belitung yang bernama Kiai Zubair. Dan Kiai Zubair ada keturunan dari Aga Khan, yaitu saudaranya Kubilai Khan (Raja Mongolia)," Gus Nuril menambahkan.
Baca Juga: Acara Dies Natalis Demokrat, SBY Singgung Isu Keadilan
Dia menjelaskan dari Bangka Belitung, ayah Maimoen pindah ke Sarang, Rembang, Jawa Tengah, dan memperistri putri kiai NU di sana.
"Dari Bangka Belitung beliau pindah ke Sarang dan menjadi menantunya keluarga besar Mbah Saman. Bapaknya Mbah Saman namanya Mbah Yaman, ternyata memang keturunan Tionghoa. Jadi orang Tionghoa yang membangun masjid besar di Sarang," kata dia.
Lalu, Gus Nuril menyarankan Ahok untuk sowan dengan KH. Maimoen Zubair.
"Jadi mas Ahok kualat kalau tidak main (datang) ke sana," tutur dia.
Istighosah tersebut sesungguhnya bertujuan untuk menyejukkan suasana yang berkembang akhir-akhir ini pasca polemik sikap Ahok kepada Ma'ruf di persidangan, 31 Januari lalu.
Baca Juga: Jokowi Main Futsal Saat Politik Memanas, Apa Maknanya?