Suara.com - Seorang pemuda warga Paris, Prancis, yang diidentifikasi bernama Theo, menjadi korban pemerkosaan polisi saat dirinya ditangkap, pekan lalu.
Selain itu, seperti dilansir AFP, pemuda berusia 22 tahun tersebut juga mengakui menjadi korban pelecehan rasial ketika berada di mobil polisi.
Theo sendiri kekinian tengah menjalani pengobatan di rumah sakit setempat. Ia mendapat luka parah di bagian anal yang memerlukan operasi serta trauma di bagian kepala. Dokter memvonis Theo tak bisa melakukan aktifitas apa pun sedikitnya sampai 60 hari ke depan.
"Polisi menangkap saya dengan alasan menjual obat-obatan terlarang. Ketika ditahan, seorang polisi memerkosa saya. Bahkan ia memasukkan tongkat komandonya ke tubuh saya," tutur Theo kepada stasiun televisi BFM, Minggu (5/2/2017).
Baca Juga: Cadangan Devisa RI Januari 2017 Naik Jadi 116,9 Miliar Dolar AS
Ia mengungkapkan, dirinya juga menjadi korban kekerasan tiga polisi yang menangkapnya di daerah Aulnay-sous-Bois, Kamis (2/2) malam.
Kontan, pelecehan seksual serta rasial terhadap Theo memicu kemarahan serta gelombang aksi warga Prancis. Sejak Senin (6/2), ratusan warga turun ke jalan mendesak pemerintah menangkap keempat polisi tersebut.
Aksi warga itu masih berlangsung hingga Selasa (7/2/2017), dan terdapat ratusan orang ditangkap polisi.
Gelombang protes itu lantas membuat Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Le Roux, bergerak cepat membuat kebijakan yang merespons positif tuntutan warga.
"Keempat polisi itu sudah dinonaktifkan selama berlangsungnya penyelidikan. Kami sama sekali tidak menoleransi aksi pelecehan apa pun, termasuk yang dilakukan aparat penegak hukum. Kami berharap warga percaya, bahwa kami akan segera menyelesaikan kasus ini," tegasnya.
Baca Juga: Polisi Saudi Gagalkan Upaya Pembakaran Kabah di Mekah