Demokrat Tidak Heran Banyak yang "Bully" SBY

Selasa, 07 Februari 2017 | 13:18 WIB
Demokrat Tidak Heran Banyak yang "Bully" SBY
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melaporkan rumahnya didemo ratusan orang pada Senin (6/2) [Twitter/@SBYudhoyono/Suara.com).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan tidak heran dengan banyaknya perundungan ‎terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Terakhir, Yudhoyono dirundung karena cuitannya di media sosial Twitter yang memberitahukan rumah dinasnya sebagai Mantan Presiden di Kawasan ‎Mega Kuningan, Jakarta, didemo orang.

"Kalau saya nggak heran karena kan ada timnya. Kan sudah pernah diungkapkan waktu itu si TVOne, siapa yang biasa, apa, bagaimana sehingga apa kemudian semua bsa dibolak balik. Dan memang resiko, kalau kita mau bicara bully itu karena ada bagian yang memang hanya melakukan bully dan dibiayai oleh siapa. Nah itu yang harusnya disetop," kata ‎Nurhayati di DPR, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Nurhayati mengatakan, Yudhoyono memang sengaja menggunakan Twitter untuk menyampaikan informasi tentang rumahnya yang digruduk.

Baca Juga: Demokrat Tak Peduli Hak Angket Sadap SBY Disetujui atau Tidak

Katanya, dengan media sosial seperti itu, informasi lebih mudah sampai kepada followers-nya. Kemudian, tidak ada pemelintiran dari informasi yang disampaikan dalam media sosial itu.

"‎Kenapa kita pakai medsos? Karena di media itu kita bisa bicara apa adanya tidak ada yg bisa ngekang atau istilahnya diplintar-plintir, bukan tak percaya ya. Bahwa ada medsos yang bisa digunakan setiap WNI dan itu bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan rakyat," kata dia.

"Saya sebagai rakyat juga suka berkomunikasi melalui medsos ini. Karena ketika kita ngetweet apa yang ada dipikiran saya, saya anggap baik untuk semua ketahui, langsung informasinya, tidak lewat siapa-siapa," tambah Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat itu.

REKOMENDASI

TERKINI