Suara.com - Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) menyebut bahwa kampanye yang sebenarnya yakni terjadi pada masa tenang Pemilihan Kepala daerah.
Hal ini disampaikan Koordinator Nasional JPPR Masykurudin Hafidz bertajuk ‘Antisipasi Masa Tenang dan Persiapan Hari Pemungutan Suara’ di Media Center Badan Pengawas Pemilu, Thamrin, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
"Pengalaman kita itu kampanye yang sebetulnya terjadi ada disitu, real campaign justru terjadi di masa tenang," ujar Masykurudin dalam diskusi.
Kampanye terselubung di masa tenang bisa terjadi dengan menggunakan berbagai cara dan beragam metode.
Baca Juga: Inilah yang Buat Anies Optimis Menang Pilkada
"Dengan beragam cara teknik beragam metode, pertemuan langsung tatap muka, di media sosial, penyebaran berita benar atau bohong sangat terjadi dan potensi akan meningkat," kata dia.
Masykurudin pun mengatakan bahwa sebelum masa tenang Pilkada DKI Jakarta ada tiga acara besar jelang puncak Pilkada tanggal 11 Februari 2017. Peristiwa itu diprediksi meningkat tensi politik di tanah air.
Diketahui masa tenang Pilkada DKI Jakarta mulai 12 Februari sampai tanggal 14 Februari 2017.
"Kalau kita lihat di empat hari masa kampanye, akan ada tanggal 11 Februari akhir masa kampanye, setidaknya ada peristiwa besar. Paginya akan ada aksi besar umat Islam, lalu siang sore ada rapat umum calon nomor satu dan terakhir ada pesta rakyat pasangan calon nomor urut dua. Ini menunjukkan waktu Pilkada, tensitas politik di masing-masing daerah makin menghangat," paparnya.
Baca Juga: Pasukan Cadangan TNI Bersiaga Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak