Suara.com - Warga Thailand, yang dicari karena menghina kerajaan, mengeluarkan ancaman kematian kepada perdana menteri Thailand dari Laos, tempat mereka menghindari penangkapan. Informasi ini disampaikan pejabat tinggi keamanan Thailand, Senin (6/2/2017).
Bulan lalu, Thailand menekan Laos terkait pemulangan warga Thailand, yang dicari atas tuduhan penghinaan terhadap kerajaan, yang dapat dijatuhi hukuman penjara hingga 15 tahun.
Pemerintahan militer Thailand mengatakan terdapat sekitar enam tersangka asal Thailand bersembunyi di Laos.
Jenderal Thawip Netniyom, kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand, mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka pada pekan lalu mengirimkan ancaman kematian kepada Perdana Menteri Prayuth Chan Ocha dan Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan melalui Facebook.
Baca Juga: Kalah dari MU, Ranieri Mulai Ditinggal Pemain Leicester?
"Saat kami mendorong Laos untuk penangkapan mereka, mereka (tersangka penghina kerajaan) bereaksi," kata Thawip kepada wartawan.
"Ancaman kematian terhadap orang penting dapat mengarah kepada dakwaan pidana lain," katanya.
Sejak merebut kekuasaan melalui kudeta 2014 lalu, pihak junta militer Thailand melakukan tindakan keras terhadap mereka yang melawan.
Penguasa meningkatkan dakwaan terhadap siapa pun menghina kerajaan menyusul mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej pada Oktober tahun lalu.
Prayuth, mantan kepala militer pada kudeta 2014, mengatakan lebih peduli terhadap negaranya daripada nyawanya.
Baca Juga: Bidik Kemenangan, Semen Padang Pelajari Kekuatan MU
Prawit mengatakan kepada para wartawan pada Senin dia tidak mengkhawatirkan ancaman itu dan mengatakan tidak memerlukan tambahan pengawal pribadi.
Pengulas politik Thailand mengatakan mereka yang melakukan penghinaan di Laos itu tampak frustrasi dan tidak dapat melakukan apa pun.
"Itu hanyalah bualan belaka, hanya itu yang dapat mereka lakukan," kata Kan Yuenyong, kepala eksekutif Satuan Intelijen Siam, kepada Reuters.
"Saya ragu mereka dapat melakukan banyak hal dalam keadaannya saat ini," katanya.
Pemerintah Thailand meminta tujuh negara, termasuk Laos, untuk memulangkan 19 orang, yang dituduh melakukan penghinaan terhadap kerajaan.
Thawip berencana akan mengunjungi Laos untuk memperkuat permintaan ekstradisi pemerintah, dan mengatakan pada Senin dia menantikan konfirmasi dari pihak Laos terkait rencana kunjungannya.
Laos belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkara itu. (Antara)