Suara.com - Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang, KH. Nuril Arifin Husein menceritakan andil besar dari tokoh ulama besar keturunan Cina atau Tionghoa terhadap Nahdlatul Ulama.
Hal ini dikisahkan Gus Nuril, sapaan akrabnya, kepada para jamaah Istighosah Kebangsaan Warga Nahdliyin yang juga dihadiri petahana calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Jalan Talang III, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) malam.
Dia mengatakan sosok kiai besar NU keturunan Tionghoa itu adalah KH. Maimoen Zubair.
"Kemarin (beberapa waktu lalu) dalam pertemuan Kapolri dengan para ulama, ada pesan dari KH. Maimoen Zubair," ujar Gus Nuril mengawali ceramahnya.
Baca Juga: Usai Bersitegang dengan Ma'ruf, Ini Janji Ahok di Depan Nahdliyin
"Beliau kiai, sesepuh, ulama NU yang sudah berusia 94 tahun. Bahwa ternyata Kyai Maimoen Zubair itu bapaknya berasal dari Bangka Belitung yang bernama Kiai Zubair. Dan Kiai Zubair ada keturunan dari Aga Khan, yaitu saudaranya Kubilai Khan (Raja Mongolia)," sambung Gus Nuril.
Dia menjelaskan, dari Bangka Belitung, ayah KH. Maimoen pindah ke Sarang, Rembang, Jawa Tengah, dan memperistri putri kiai NU di sana.
"Dari Bangka Belitung beliau pindah ke Sarang dan menjadi menantunya keluarga besar Mbah Saman, bapaknya Mbah Saman namanya Mbah Yaman, ternyata memang keturunan Tionghoa. Jadi orang Tionghoa yang membangun masjid besar di Sarang," terang dia.
Dalam kesempatan itu, Gus Nuril pun menyentil Ahok untuk datang bersilaturahmi ke tempatnya KH. Maimoen Zubair sesama keturunan Tionghoa.
"Jadi mas Ahok kualat kalau tidak main (datang) ke sana," tutur dia.
Baca Juga: Tragis, Pelajar 14 Tahun Dicabuli Guru Honorer di Pos Satpam
Ahok yang tampak serius mendengar cerita Gus Nuril pun hanya tertawa dan mengangguk-anggukkan kepala.