Situasi Politik Memanas, Istri Gus Dur: Jangan Sampai Frontal

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Minggu, 05 Februari 2017 | 21:27 WIB
Situasi Politik Memanas, Istri Gus Dur: Jangan Sampai Frontal
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan istri mendiang KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, menghadiri peresmian rumah pergerakan Griya Gus Dur [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istri almarhum Presiden ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid mengingatkan semua pihak agar menahan diri serta tidak mudah terprovokasi hingga melakukan tindakan atau bersikap frontal.

Imbauan ini disampaikan Sinta Nuruiyah saat menghadiri acara Imlek 2568 dengan puluhan umat beragama di rumah pribadinya di Jalan Juanda Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/2/2017).

Sinta mewanti-wanti masyarakat agar bisa menahan emosi dan tidak terprovokasi, terlebih lagi yang menyangkut situasi konfrontatif politik di Jakarta.

"Jangan sampai kita bersikap frontal. Harus tabayyun (mencari kejelasan, red) dulu," katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu malam.

Baca Juga: Fahri Dukung Hak Angket Sadap SBY, Contohkan Snowden dan Setnov

Menurut Sinta, warisan pluralisme Gus Dur saat ini mendapat tantangan luar biasa. Kepentingan politik saat ini begitu menonjolkan kebencian, jauh dari cita-cita luhur pendiri bangsa.

Dia mengatakan, setiap perbedaan perlu dihormati dan jangan sampai membuat bangsa ini semakin terpecah belah. Bahkan, sebelum meninggal dunia, Gus Dur mewanti-wanti agar persatuan dan kesatuan bangsa didahulukan.

Sementara itu, Willy Sugianto, sesepuh Tionghoa Jombang, mengatakan peran Gus Dur dalam dinamika etnis Tionghoa Indonesia juga sangat besar. Pada zaman Gus Dur banyak regulasi dicabut, salah satunya terkait dengan diskriminasi.

"Pada era Presiden Abdurrahman Wahid berbagai regulasi diskriminatif dicabut. Belenggunya dibuka. Tionghoa berhutang banyak pada Gus Dur," terang pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu.

Imlek tahun ini, lanjut dia, dilaksanakan dalam suasana Indonesia yang penuh dengan intrik politik yang berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Dia berharap, hal itu tidak memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: PDIP Usung Jokowi Lagi, Trimedya: Kalau Itu Nanti Megawati

Suster Margaretha, dari pemeluk Katolik Jombang, menambahkan jasa Gus Dur bagi demokrasi Indonesia sangat besar. Bahkan, kelompok yang selama ini tertindas mendapat pembelaan dari Gus Dur. Dia berharap peristiwa kelam masa lalu tersebut tidak lagi terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI