Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memotivasi Ketua Majelis Ulama Indonesia agar tetap bersabar dalam menanggapi polemik tentang isu ditelepon Yudhoyono untuk membantu mengatur pendapat dan sikap MUI tentang pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghina Al Quran dan ulama.
"Bpk Ma'ruf Amin, senior saya, mohon sabar & tegar," tulis Yudhoyono di akun Twitter.
Yudhoyono selama ini menduga percakapannya dengan Ma'ruf disadap.
"Jika kita dimata-matai, sasarannya bukan Bpk. Kita percaya Allah Maha Adil SBY," tulis Yudhoyono.
Setelah itu, Yudhoyono kembali menulis tentang kerukunan dan persatuan.
"Tidak ada yang lebih membahagiakan selain bangsa ini rukun dan bersatu -Susilo Bambang Yudhoyono-" tulis Yudhoyono.
Isu penyadapan berawal dari pertanyaan pengacara terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada saksi Ma'ruf Amin mengenai apakah pada hari Kamis (6/10/2017) ditelepon Ketua Yudhoyono untuk mengatur pertemuan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di kantor PBNU pada Jumat (7/10/2017) dan segera mengatur pembuatan pendapat dan sikap keagamaan bahwa Ahok menghina ulama dan Al Quran.
Ma'ruf mengaku tidak ada telepon dari Yudhoyono. Pengacara Ahok sampai menyebutkan waktu sambungan telepon terjadi. Ma'ruf tetap mengatakan tidak pernah ditelepon Yudhoyono.
Ketika itu, pengacara Ahok mengatakan punya bukti adanya hubungan telepon, walaupun ternyata belakangan buktinya adalah link berita media online.
Sehari setelah itu, Rabu (1/2/2016), Yudhoyono menyelenggarakan konferensi pers. Salah satu poin dia merasa telah disadap dan meminta Polri mengusutnya. Yudhoyono punya dugaan seperti itu karena mendengar pengacara Ahok punya bukti transkrip percakapan.