Suara.com - Pengungsi yang menjadikan Eropa sebagai tempat tinggal baru akan didorong menuju Asia dan Amerika Latin, hal itu bagian dari bantuan Inggris untuk menyokong rencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Theresa May dalam pertemuan puncak Uni Eropa.
Bantuan senilai 30 juta pound itu memberikan perlengkapan kebutuhan dasar di seluruh Eropa Timur dan Yunani serta bantuan untuk perempuan pengungsi, yang rentan bepergian sendiri.
Bantuan itu juga akan mendukung bantuan bagi pengungsi, yang memulai kehidupan baru di Asia dan Amerika Latin.
Baca Juga: Tantang Trump, Starbucks Akan Pekerjakan 10.000 Pengungsi
Pemimpin Uni Eropa bertemu di Malta pada Jumat (3/2/2017) untuk mendorong rencana mereka dengan harapan mencegah gelombang baru kapal pendatang ke Italia dari Afrika.
Sekitar 370.000 pengungsi dan pendatang tiba di Eropa akhir tahun lalu, banyak dari mereka melarikan diri dari perang, kemiskinan dan penganiayaan di Timur tengah dan Afrika.
Menteri Pembangunan Internasional Inggris Priti Patel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "pemerintah meningkatkan bantuannya untuk pengungsi paling rentan".
Program penempatan kembali sukarela, yang dijalankan bersama-sama dengan badan PBB urusan pengungsi dan organisasi internasional untuk migrasi, juga bertujuan untuk membantu negara-negara tertentu untuk membangun infrastruktur bagi pengungsi baru.
Sementara itu, menurut laporan Xinhua, lebih dari 1.300 migran dan pengungsi diselamatkan di bagian tengah Laut Tengah, kata penjata pantai Italia pada Jumat, sehari setelah Italia dan Libya menandatangani kesepakatan guna mencegah penyelundupan manusia di negara Afrika Utara tersebut.
Baca Juga: Tendang Pengungsi, Kamerawati Hungaria Divonis Hukuman Percobaan
Secara keseluruhan, 13 operasi dilancarkan oleh kapal Penjaga Pantai dan Angkatan Laut Italia, bersama dengan pasukan lain yang beroperasi dalam misi Uni Eropa, EUNAVFOR, dan kapal dari organisasi bantuan.
Pada Kamis, penjaga pantai Italia yang mengkoordinasikan semua upaya pertolongan migran di Laut Tengah mengatakan lebih dari 1.750 migran dan pengungsi telah diselamatkan dalam 24 jam belakangan.
Sebanyak 450 orang diselamatkan dalam lima operasi berbeda pada Kamis, dan 1.300 orang pada hari sebelumnya.
Pada Kamis, Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni dan Perdana Menteri Libya Fayez As-Serraj menandatangani kesepakatan yang bertujuan menangani arus migran dan pengungsi mulai dari pantai Libya.
Dalam beberapa tahun belakangan, negara Afrika Utara itu telah menjadi titik awal utama keberangkatan migran dan pencari suaka, dan tempat penting bagi penyelundup manusia.
Kamp sementara untuk pendatang gelap akan dibuat di Libya, demikian rancangan kesepakatan yang disiarkan oleh Pemerintah Italia. Kamp semacam itu akan dikelola oleh petugas dari Kementerian Dalam Negeri Libya, dan didanai oleh Uni Eropa, sementara Italia menyediakan bantuan medis.
Pendatang gelap di kamp tersebut akan diminta menyepakati pemulangan sukarela ke negara asal mereka, atau menghadapi pengusiran.
Rencana semacam itu akan diberlakukan tiga tahun ke depan dan secara keseluruhan, rencana tersebut disepakati pemimpin Uni Eropa, yang berkumpul untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi mengenai krisis migrasi, di Malta pada 2-3 Februari.
(Antara)