Ahok Sebaiknya Ngaca ke Kwik Kian Gie, Semua Gara-gara Ucapan

Jum'at, 03 Februari 2017 | 15:42 WIB
Ahok Sebaiknya Ngaca ke Kwik Kian Gie, Semua Gara-gara Ucapan
Adhyaksa Dault [suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan calon gubernur Jakarta Adhyaksa Dault menasihati calon gubernur Jakarta petahana untuk menjaga lisan agar tak muncul polemik yang justru kontraproduktif dengan perjuangan untuk memenangkan pemilihan kepala daerah Jakarta periode 2017-2022.

"Menurut saya sih diperlukan pemimpin yang arif. Jakarta ini Ibu Kota, diperlukan pemimpin yang menjaga lisannya. Ini gara-gara ucapan beliau, jadi kena semua orang," kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ketika ditemui di kompleks Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2017).

Adhyaksa mengatakan gara-gara lisan Ahok sekarang justru merugikan Ahok sendiri. Dia menyontohkan kasus terbaru yaitu sikap keras Ahok terhadap Ketua MUI Ma'ruf Amin ketika menjadi saksi dalam persidangan perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Selasa (31/1/2017).

"Sekarang, gara-gara ucapan beliau juga, beliau merasakan sendiri. Ketika beliau bicara begitu di pengadilan, kan ada rekamannya, orang baca semua, kita kan masyarakat melihat, kayak dia bilang 'akan saya permalukan (saksi yang bohong) satu per satu,'" katanya.

Setelah Ahok mengakui sikapnya salah dan minta maaf Ma'ruf dan Ma'ruf membuka pintu maaf, Adhyaksa berharap jangan lagi mengulang-ulang ucapan yang kontroversial.

"Sekarang beliau sudah minta maaf, ya sudah. Tapi lain kali jaga itu mulut. Gara-gara itu kita jadi capek terus, kan," katanya.

Setelah Ahok meminta maaf, kata Adhyaksa, semua pihak sebaiknya memaafkan, apalagi Ma'ruf sudah memaafkan.

"Orang sudah minta maaf ya dimaafin saja. Asal jangan dibikin lagi saja. Jangan gitu lagi ngomongannya," kata Adhyaksa.

Adhyaksa mewanti-wanti Ahok untuk benar-benar menjaga ucapan. Soalnya, Ahok sudah dua kali melakukan hal yang kontroversial. Pertama ketika dia pidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribut, dengan mengutip Al Maidah ayat 51 yang kemudian menjadikannya pesakitan, kedua sikap dan ucapan Ahok yang kemudian dianggap kurang ajar kepada Rois Aam PBNU yang juga Ketua MUI di persidangan.

"Jangan plintat-plintut, sekarang bilang begini, nanti sejam lagi minta maaf. Ini nggak bagus pemimpn seperti ini. Beliau itu pemimpin, gubernur, jaga omongannya. Itu saja," kata Adhyaksa.

Adhyaksa mengatakan orang awam melihat masalah Ahok semua gara-gara ucapan. Lantas, Ahok dibandingkan dengan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Kwik Kian Gie.

"Kenapa pemimpin-pemimpin lain, seperti Pak Kwik Kian Gie, bisa diterima masyarakat. Itu karena ucapan-ucapannya wise, bijaksana," kata dia.

Adhaksa menekankan bahwa pangkal masalah Ahok bukan ras dan agama, tetapi lisan.

"Coba beliau bicara di Pulau Pramuka itu tidak bawa-bawa ayat, kan selesai. Kalau soal motif, nanti biarlah pengadilan yang membuktikan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI