Said Aqil: Orang Kaya Susah Bayar Zakat

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 03 Februari 2017 | 04:14 WIB
Said Aqil: Orang Kaya Susah Bayar Zakat
Ilustrasi sedekah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyindir kalangan orang kaya yang dinilainya justru susah membayar zakat dibandingkan kalangan menengah ke bawah.

"Tidak ada seorang Islam pun yang mengingkari kewajiban zakat, tapi dalam praktiknya kelas menengah ke bawah rajin zakat, kalau konglomerat, sudah kaya raya, itu susah sekali," katanya saat membuka seminar "Penguatan Filantropi Islam Nusantara untuk Kemandirian Ekonomi Umat" yang digelar NU CARE-LAZISNU di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Menurut  Said, melaksanakan kewajiban zakat memang jauh lebih berat dari menjalankan ibadah haji yang notabene justru membutuhkan biaya besar. Buktinya, untuk berhaji orang rela mengantre bertahun-tahun.

"Daftar haji mau ngantre 30 tahun, tapi tidak ada yang ngantre bayar zakat. Kalau ngantre menerima zakat itu banyak," katanya disambut tawa peserta seminar.

Namun, lanjut Said, bisa jadi orang kaya enggan membayar zakat bukan karena mereka tidak mau, melainkan karena kurang percaya pada lembaga pengelola zakat.

"Ketidakpercayaan tersebut kadang tidak pada orangnya, tapi pada administrasinya," kata Said Aqil.

Oleh karena itu, kata dia, lembaga pengelola zakat, khususnya NU CARE-LAZISNU, harus introspeksi dan berbenah, lebih transparan, membangun kerja sama dengan siapa pun dengan modal kebaikan, proporsional, dan profesional, serta bertanggung jawab.

"Mari kita perbaiki diri kita dalam rangka membangun kepercayaan dari semuanya," kata Said Aqil.

Sementara itu, Ketua NU CARE-LAZISNU Syamsul Huda mengatakan seminar dan workshop kali ini diharapkan menjadi modal untuk terus mengembangkan NU CARE-LAZISNU.

"Kita harus mengembangkan potensi di semua daerah untuk kepentingan daerah bersangkutan," katanya.

Syamsul menyebut gerakan sedekah Rp500 per keluarga per hari di Sukabumi yang dipelopori pengasuh Pondok Pesantren Al Amin KH Abdul Basith yang terbukti bermanfaat bagi warga setempat bisa dijadikan contoh.(Antara)



BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI