Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mendapatkan laporan bahwa tanggul penahan banjir di Desa Nisa, Kecamatan Woha sepanjang 20 meter roboh, karena tidak kuat menahan derasnya aliran sungai.
"Kami mendapatkan laporan hari ini bahwa tanggul tersebut roboh akibat banjir," kata Kasubid Penanganan Darurat, BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan, ketika dihubungi dari Mataram, Kamis (2/2/2017) malam.
Tujuh desa di Kecamatan Woha, yakni Desa Naru, Nisa, Waduwani, Talabiu, Penapali, Tenga, dan Tente, terendam banjir setinggi paha orang dewasa pada Selasa (31/1/2017).
Banjir yang disebabkan meluapnya air Dam Pelaparado juga mengakibatkan puluhan hektare tambak bandeng jebol dan ratusan hektare tanaman padi rusak.
Dengan adanya tanggul yang jebol, Bambang mengimbau masyarakat untuk tidak berada di dekat sungai karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah secara tiba-tiba.
"Aparat TNI dan Polri yang ada di lapangan juga sudah mengimbau masyarakat untuk menjauhi bantaran sungai yang tanggulnya jebol," katanya.
Bambang mengatakan, kondisi air yang merendam ribuan rumah di Kecamatan Woha, sudah surut. Namun masyarakat tetap diminta waspada karena kondisi cuaca yang masih tidak menentu sehingga potensi banjir susulan masih bisa terjadi.
Tim BPBD bersama anggota TNI dan Polri juga masih terus siaga di lapangan untuk memberikan pertolongan jika sewaktu-waktu terjadi banjir susulan.
"Tim penanggulangan bencana juga sudah bergerak mendistribusikan bantuan bahan makanan dan kebutuhan lainnya kepada warga terdampak banjir sejak kemarin," ujarnya. (Antara)
BPBD: Tanggul Penahan Banjir di Bima Roboh
Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 03 Februari 2017 | 02:09 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
PDI Perjuangan Tantang Pemerintah Terbitkan Perppu Soal Perampasan Aset
24 November 2024 | 18:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI