Anggota DPR Sudah Lihat Chat Sex: Itu Hina, Buat Jelekkan Rizieq

Selasa, 31 Januari 2017 | 16:08 WIB
Anggota DPR Sudah Lihat Chat Sex: Itu Hina, Buat Jelekkan Rizieq
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memenuhi panggilan Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (3/11). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR Mohammad Syafi'i yakin video berisi rekaman suara, chat sex, dan foto-foto tak senonoh untuk menuduh pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab berselingkuh dengan tersangka kasus dugaan pemufakatan makar Firza Husein adalah hasil rekayasa.

‎"Sangat mudah melihat bahwa itu adalah sebuah rekayasa yang memalukan. Rekayasa yang sangat hina. Jadi mereka yang membuat rekayasa itu adalah orang-orang yang sangat hina dan sangat rendah martabatnya sehingga sangat memalukan kalau kita tahu itu siapa. Nah ini berlaku untuk siapa saja yang mendesain," kata Syafi'i di DPR, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Syafi'i menilai tujuan penyebaran konten tersebut untuk membuat stigma negatif kepada Rizieq.

Syafi'e mengatakan tak hanya sekali ini Rizieq diserang. Sebelumnya, kata dia, banyak stigma negatif yang dimunculkan untuk merusak nama Rizieq.

Salah satu contohnya, kata Syafi'i, Rizieq mendapat isu miring yang menyebutkan dia memiliki harta melimpah ruah. Tetapi ternyata harta tersebut merupakan bantuan untuk korban bencana tsunami di Aceh.

"Dulu dia dibilang punya istri enam, ternyata istrinya satu. Dulu dia dibilang kaya raya, ternyata orang tahu rumahnya di dalam gang, sangat sederhana," kata dia.

FPI juga sudah menegaskan bahwa konten porno tersebut hoax. Meski demikian, Syafi'i menyarankan agar kasus ini tidak perlu dilaporkan ke polisi. Dia pesimistis polisi akan menindaklanjutinya secara profesional.

"Nggak ada gunanya juga (melaporkan) karena sekarang aparat bukan menegakkan hukum. Tapi mengeksekusi pesanan. Jadi kalau kemarin Habib Rizieq pidato tentang Pancasila, dan dia langsung tersangka. Tapi ketika Megawati menistakan rukun iman, mengalihkan ideologi Pancasila yang termaktub dalam UUD 1945 dengan ideologi Pancasila 1 Juni, siapa yang ributin?" kata dia.

"Kalau (whatsapp tadi) diadukan, kita yakin tidak akan ditindaklanjuti. Karena sekarang kepolisian diskriminatif," kata politikus Gerindra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI