Suara.com - Pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab resmi menjadi tersangka kasus dugaan penghinaan simbol negara dan pencemaran nama baik mendiang Presiden Sukarno di Polda Jawa Barat pada Senin (30/1/2016). Apa tanggapan laskar?
"Kalau memang Habib Rizieq memang, dianggap melakukan penodaan Pancasila, saya siap pasang badan buat Habib Rizieq. Tetap dukung habib ya, insya Allah," kata Laskar Pembela Islam bernama Ari Sunarto (50) kepada Suara.com di pelataran Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).
Saat diwawancarai Suara.com, Ari bersama rekan-rekannya tengah aksi untuk mengawal sidang perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tengah berlangsung di dalam ruang auditorium Kementerian Pertanian. Dalam sidang ke delapan hari ini, agendanya meminta keterangan saksi yang dihadirkan jaksa.
Ari yang berasal dari Tebet, Jakarta Selatan, belum mendapatkan instruksi apakah pekan depan aksi datang ke Polda Jawa Barat untuk mendampingi Rizieq menjalani pemeriksaan pertama.
"Kami belum tahu ya, belum ada komando dari panglima. Ya mungkin nanti dibicarakan itu," ujar Ari.
Tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI segera mengajukan gugatan praperadilan menyusul penetapan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizeq Shihab menjadi tersangka kasus dugaan penodaan Pancasila dan pencemaran nama baik mantan Presiden Sukarno di Polda Jawa Barat.
"Iya kita sepakat akan praperadilan. Mau praperadilan," kata anggota tim pengacara GNPF MUI Kapitra Ampera kepada Suara.com.
Kapitra mengatakan tim pengacara sedang mempersiapkan diri untuk mendaftarkan gugatan ke pengadilan. Langkah ini akan diambil karena menilai ada yang janggal dalam proses penetapan Rizieq menjadi tersangka.
"Tentu kita siapkan semuanya. Nanti kita siapkan," katanya.
Kasus yang menjerat Rizieq merupakan laporan dari anak kandung Sukarno, Sukmawati Soekarnoputri.
Selain kasus tersebut, Rizieq masih terancam sejumlah kasus hukum di Polda Metro Jaya. Di antaranya kasus dugaan menghasut dengan menyebut logo BI pada mata uang kertas terbaru mirip palu arit atau lambang komunisme. Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan.
Kasus lainnya, adalah dugaan penghinaan terhadap agama Kristen, dan dugaan melecehkan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan.