PM Kanada: Penembakan di Masjid Quebec Adalah Aksi Teror

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 31 Januari 2017 | 00:07 WIB
PM Kanada: Penembakan di Masjid Quebec Adalah Aksi Teror
Warga Quebec City, Kanada menyampaikan penghormatan kepada para korban penembakan di Masjid Agung Quebec, pada Minggu (29/1) [AFP/Alice Chiche].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Enam orang tewas dan 18 lainnya terluka setelah dua orang bersenjata menembaki jemaah yang sedang menjalankan salat di sebuah masjid di Quebec City, Kanada pada Minggu malam (29/1/2017).

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan bahwa aksi keji itu adalah sebuah serangan teror terhadap warga muslim di negerinya.

"Kami mengutuk serangan teroris ini yang menyasar warga muslim di sebuah pusat peribadatan dan pengungsian," kata Trudeau dalam pernyataan resminya, Senin (30/1/2017).

"Kemajemukan adalah kekuatan kita dan toleransi beragama adalah sebuah nilai yang kita, sebagai warga Kanada, pegang teguh," imbuh dia.

Sementara Phillippe Couillard, gubernur Quebec, mengatakan bahwa serangan pada hari Minggu itu adalah "pembantaian yang ditujukan pada komunitas tertentu."

"Quebec menolak aksi-aksi kekerasan barbar seperti ini," tegas dia.

Selain itu, Wali Kota Quebec City, Regis Labeaume, mengatakan bahwa kotanya berduka atas peristiwa itu.

"Saya ingin menyampaikan kemarahan saya atas peristiwa keji ini," kata Labeaume sembari menahan tangis, "Kepada umat Islam... saya ingin menyatakan bahwa kami mencintai kalian."

Ketika serangan itu berlangsung ada 50 jemaah yang akan menjalankan salat di Pusat Kebudayaan Islam Quebec City atau yang juga dikenal sebagai Grande Mosquee de Quebec.

Polisi Kanada sendiri mengatakan bahwa ada dua tersangka yang telah ditahan dalam peristiwa itu. Keduanya laki-laki dan berusia muda. Salah satu pelaku dikabarkan menyerahkan diri karena menyesal atas perbuatannya.

Masjid itu sendiri pernah mendapatkan serangan berlatar kebencian sebelumnya. Pada Juni 2016 lalu, tepat pada bulan Ramadhan, sebuah kepala babi ditinggalkan di masjid tersebut. Beberapa pekan kemudian selembar surat berisi ujaran kebencian juga dikirim ke fasilitas tersebut. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI