Gereja-gereja AS Kecam Trump Karena Hanya Terima Imigran Kristen

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 30 Januari 2017 | 07:02 WIB
Gereja-gereja AS Kecam Trump Karena Hanya Terima Imigran Kristen
Sejumlah demonstran di Boston, AS menolak kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang pengungsi dari tujuh negara mayoritas muslim masuk ke AS, Sabtu (29/1) [AFP/Ryan McBride].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pemimpin gereja dan umat Kristen di Amerika Serikat mengecam kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang pengungsi dan imigran dari tujuh negara mayoritas muslim untuk memasuki AS.

Bahkan para pemimpin gereja dari berbagai denominasi di AS, seperti yang diberitakan New York Times, Minggu (29/1/2017), mengkritik rencana Trump yang akan hanya akan membuka pintu bagi para pengungsi dari tujuh negara itu yang beragama Kristen.

Rencana yang dinilai diskriminatif dan tidak adil ini diutarakan Trump dalam wawancara dengan Christian Broadcasting Network, pada Jumat (27/1/2017).

Dalam wawancara tersebut ia mengatakan bahwa pemerintahannya akan mempermudah para imigran atau pengungsi beragama Kristen untuk masuk ke AS karena mereka telah "banyak menderita, jadi kita harus menolong mereka."

Tetapi alih-alih mendapat dukungan dari para pemimpin gereja-gereja di AS, rencana Trump itu justru dikecam. Para pemuka agama Kristen di AS mengatakan rencana Trump itu tidak adil dan hanya akan mengadu domba umat beragama.

"Kami yakin bahwa kita harus membantu semua orang yang menderita dan teraniaya, apa pun agama mereka," kata Uskup Joe S. Vasquez, kepala komisi bidang migrasi dari Konferensi Uskup-uskup Gereja Katolik se-AS.

"Kita harus melindungi semua saudara-saudari dari semua agama, termasuk Islam, yang telah kehilangan sanak keluarga, rumah, dan negeri mereka," jelas Vasquez.

"Mereka semua adalah anak-anak Tuhan dan harus diperlakukan secara bermartabat," tegas dia.

Sementara Jen Smyers, direktur bidang kebijakan dan advokasi terhadap imigran dan pengungsi dari Church World Service, sebuah gereja yang berafiliasi dengan sebagian besar denominasi Kristen di AS, mengatakan Jumat kemarin adalah "hari paling memalukan dalam sejarah Amerika."

Keputusan Trump, yang melarang pengungsi dan imigran dari Iran, Suriah, Irak, Mesir, Sudan, Libya, dan Yaman itu dikecam oleh sebagian warga AS. Pada Minggu waktu setempat (29/1/2017) ribuan orang berdemonstrasi di sejumlah kota besar AS, termasuk di Ibu Kota Washington.

Mereka mendesak agar Trump membatalkan keputusannya yang melarang para pengungsi dan imigran dari tujuh negara mayoritas muslim untuk masuk ke AS dan membatalkan rencana pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI