Suara.com - Wakil Ketua Komisi I DPR, Asril Hamzah Tanjung, angkat bicara terkait dugaan penyelundupan senjata yang dilakukan pasukan perdamaian PBB dari Indonesia yang ketahuan di Bandara Al-Fashir, Darfur, Sudan, 20 Januari lalu.
Politisi Partai Gerindra itu menduga ada sabotase. Dalam hal ini, Asril mencurigai ada yang ingin mencoreng nama baik Indonesia.
"Mungkin ada sabotase, mungkin ada yang ingin permalukan kita. Atau 'ada yang ingin menumpang perahu ke hilir'. Ada keinginan untuk membonceng sehingga nggak diperiksa," kata Asril di kompleks DPR, Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Asril melanjutkan, peristiwa penyelundupan senjata tersebut akan menjadi bahan pembahasan rapat kerja Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Badan Intelijen Budi Gunawan, hari ini.
Baca Juga: Bagikan KIP, Jokowi Berpesan Tak Boleh untuk Beli Pulsa
Agenda rapat sedianya membahas tentang evaluasi anggaran dan program tahun 2016 para mitra Komisi I itu.
Karenanya, Asril meyakini pasukan Indonesia tidak akan melakukan tindakan penyelundupan. Apalagi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah membantah anak buahnya terlibat dalam kasus tersebut.
"Dan Alhamdulillah, Polri sudah kirim tim penyelidik ke sana dan kita minta Menlu untuk bisa berkordinasi dengan pemerintah Sudan," kata purnawirawan bintang dua TNI ini.
Lebih jauh, Asril menerangkan kronologis singkat peristiwa penyelundupan. Asril bercerita, pasukan TNI dan Polri yang tergabung dalam UNAMID memang ingin pulang ke Indonesia.
Namun, saat pemeriksaan barang-barang, ditemukan senjata berjenis AK-47. Dia meyakini, senjata itu bukan senjata yang digunakan pasukan Indonesia.
Baca Juga: Rossi Beberkan Rencana Masa Depan Usai Pensiun dari MotoGP
Di sisi lain, Asril menilai, pasukan perdamaian Indonesia kerap bertugas untuk membantu PBB dan memiliki andil yang besar. Karena, selain melakukan penetrasi, pasukan ini punya pengalaman teritorial dan kemampuan membaur dengan masyarakat.