Ngotot Bangun Pemukiman, Jerman Kecam Israel

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 26 Januari 2017 | 06:46 WIB
Ngotot Bangun Pemukiman, Jerman Kecam Israel
Beberapa prajurit perempuan Israel seusai menjalani sesi longmarch dalam rangka latihan di Gurun Negev, Israel, 29 Mei 2014 lalu. [Reuters/Amir Cohen/Files] (23/4)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jerman, Rabu (25/1/2017), menunjukkan sikap tidak biasa, yaitu mengecam Israel atas rencana pembangunan 2.500 rumah lagi di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Perluasan pemukiman itu, tegas Jerman, memunculkan kesangsian atas komitmen Israel dalam mewujudkan penyelesaian dua negara dengan Palestina.

Israel mengumumkan rencana tersebut pada Selasa (24/1/2017), yang kedua sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai menjabat. Trump menyiratkan bahwa ia akan lebih mendukung proyek-proyek pembangunan permukiman Israel dibandingkan pendahulunya, Barack Obama.

Baca Juga: Presiden Palestina Kecam Pembangunan Ribuan Rumah Israel

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jeraman, Martin Schaefer, mengatakan pengumuman itu merupakan langkah yang "jauh di luar yang telah kita lihat dalam beberapa bulan terakhir, baik dari segi ukuran maupun kepentingan politik (Israel)".

Ia mengatakan pemerintah Jerman tidak yakin apakah pemerintah Israel masih memegang tujuan resminya, yaitu mencapai kesepakatan perdamaian. Kesepakatan itu akan memungkinkan Palestina menjadi sebuah negara di wilayah, yang sekarang diduduki oleh Israel, dan dapat hidup berdampingan secara damai dengan Israel.

Jika Israel meninggalkan tujuan itu, dasar seluruh proses perdamaian Timur Tengah akan dipertanyakan, tambah Schaefer.

Putaran terakhir perundingan, yang diperantarai Amerika Serikat, buyar pada 2014.

Uni Eropa juga memperingatkan bahwa rencana pembangunan permukiman Israel mengancam peluang perwujudan perdamaian dengan Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada parlemen, Rabu, pemerintah akan mengumumkan lebih banyak rencana menyangkut pembangunan permukiman. Pada awal pekan ini, Netanyahu mengatakan kepada para menteri senior bahwa tidak ada lagi larangan pembangunan.

"Kita boleh membangun di mana pun dan sebanyak yang kita inginkan," kata seorang pejabat yang mengutip Netanyahu ketika perdana menteri Israel itu berbicara kepada para menteri.

Sebagian besar negara menganggap pembangunan permukiman Israel sebagai tindakan ilegal serta batu sandungan bagi perdamaian Israel-Palestina. Pembangunan mengurangi dan memecah wilayah yang diperlukan Palestina untuk mendirikan negara.

Israel menolak anggapan tersebut dengan mendasarkan hubungan wilayah yang didudukinya itu pada kitab suci, sejarah, politik dan kepentingan keamanan.(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI