Suara.com - Keluarga almarhum Ilham Nurpadmy Listia Adi (20), mahasiswa UII Yogyakarta yang turut menjadi korban kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unisi di Lereng Gunung Lawu, 13-20 Januari 2017, menuntut kepolisian mengusut adanya dugaan kekerasan dalam peristiwa itu.
Ayah Ilham, Syafii, saat ditemui di pemakaman umum Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Rabu (25/1/2017), berharap aparat kepolisian dapat mengungkap dan menangkap, serta mengadili para pelaku kekerasan yang telah menyebabkan anaknya meninggal dunia.
"Panitia harus bertanggung jawab, karena mereka organisasi resmi di bawah kampus. Harap polisi dapat mengungkap, menangkap dan mengadili para pelaku," katanya, sebagaimana diberitakan Antara.
Menurut Syafii, sejak awal pihak keluarga sudah menaruh curiga, karena dari laporan anaknya saat meminta izin mengikuti pendidikan dan latihan dasar itu dia tidak diperbolehkan membawa handphone.
"Dari sini kita sebetulnya sudah curiga. Kok tidak diizinkan membawa handphone," katanya.
Sebelum meninggal, diakui Syafii, putranya sempat menelepon dirinya dengan bahasa yang terbata-bata, mengaku merasa kesakitan. Setelah dikonfirmasi lebih jauh lagi, almarhum Ilham mengaku dipukuli dan sudah tidak tahan menahan rasa sakit saat sedang berada di rumah sakit.
"Komunikasi terakhir saya dengan Ilham itu, Senin (23/1), saat dia berada di rumah sakit. Katanya ikuti kegiatan dipukuli dan sudah tidak tahan rasa sakit," ucap Syafii.
Setelah mendapat kabar itu, Syafii mengaku dirinya langsung berangkat ke Yogyakarta. Namun sesampai di Yogyakarta, dirinya tidak langsung ke rumah sakit, tetapi lebih dulu menuju Polda DIY untuk melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya.
"Tiba di Yogyakarta saya langsung melapor ke Polda DIY dengan laporan dugaan kekerasan," ujarnya. Menurut Syafii, setelah melapor, Polda DIY bersama Polres Karang Anyar proaktif untuk mengungkap kasus ini. Makanya, pihaknya pun berharap kepolisian dapat mengusut kasus tersebut secara tuntas.
Syafii mengaku, ia dan keluarga sangat terpukul dan sedih atas meninggalnya sang putra bungsu tersebut. "Setelah mendengar kejadian ini, kami dan keluarga sangat terpukul, merasa sedih karena meninggalnya anak kami (yang) sedang menempuh pendidikan di UII," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga mahasiswa UII meninggal dunia setelah mengikuti Diksar Mapala Unisi di lereng selatan Gunung Lawu, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ketiga mahasiswa tersebut yakni Muhammad Fadli dari jurusan Teknik Elektro angkatan 2015, Syaits Asyam dari Teknik Industri, dan Ilham Nurpadmy Listia Adi dari Fakultas Hukum angkatan 2015.
Ilham sendiri dilaporkan wafat di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, pada Senin (23/1) sekitar pukul 24.00 WIB.
Belakangan, kejadian ini menuai reaksi keras dari publik, yang banyak di antaranya melontarkan kegeraman mereka di akun-akun media sosial organisasi terkait. Sejumlah tokoh pun sudah berbicara, termasuk di antaranya sejumlah menteri, juga aktivis dari LPSK, yang rata-rata meminta penegakan hukum secara tuntas atas kasus ini.
Kisah Sedih dan Kemarahan Keluarga Korban Diksar Mapala UII
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Rabu, 25 Januari 2017 | 20:19 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Mahasiswi Jambi Diperkosa Senior Mapala, Kemen PPPA Ingatkan Kampus Harus Jadi Garda Depan Pencegahan TPKS
30 Oktober 2024 | 09:49 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI