Pengamat Politik, Boni Hargens menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab bukanlah orang Islam. Pasalnya, dia tidak seperti orang Islam yang ikut membentuk Negara Indonesia yang meletakan perbedaan sebagai kekayaan Indonesia.
"(Rizieq bukan Islam?) Ya, Islam yang membentuk bangsa ini adalah Islam yang membentuk roh bangsa ini adalah Islam yang toleran dan memahami perbedaan adalah kekayaan kita. Saya liat pak Rizieq menentang perbedaan itu dan dia menentang prinsip Islam yang inklusif, maka saya bilang dalam konteks ini Rizieq bukan Islam," kata Boni di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2017).
Boni pun menegaskan bahwa untuk mebedakan Rizieq dan kelompoknya bukanlah Islam harus diperjelas dengan posisi kelompoknya saat ini. Karena menurutnya, ada dua tipe kelompok yang ada yang melekat dalam diri Rizieq, yakni kelompok Islam dan kelompok garis keras.
Baca Juga: Tadinya Polisi Ingin Periksa Rizieq Maraton, Palu Arit dan Makar
"Maka persoalannya bukan persoalan Islam, ini persoalan garis keras. Maka musuh kita adalah garis keras bukan Islam, jangan pernah menyatukan Islam dengan garis keras dalam hal ini," katanya.
Direktur Lembaga Pemilih Indoensia (LPI) tersebut menginginkan agar setiap orang tahu, tujuan dari Rizieq Shihab dan kelompoknya dalam memperjuangkan Pancasila di Indonesia. Dia juga tidak ingin agar, para generasi penerus nanti tidak menganggap Islam sebagai sumber masalah.
"Maka gerakan keagamaan yang meraka bangun itu bukan gerakan Islam, tapi gerakan bersimbol keagamaan, tapi sebenarnya gerakan garis keras. Itu saya bilang, dikotomi itu perlu diperjelas supaya tidak ada kebingungan, kemudian generasi kita muncul seolah-olah Islam sumber masalah, bukan, kita harus selamatkan dulu identitas kelompok nya, karena agama sama sekali tidak bersalah disini, yang salah adalah kelompok garis Keras. Maka saya bilang Rizieq dan kelompoknya bukan Islam," tutup Boni.
Sebelumnya pada tanggal 20 Januari 2017 lalu, Boni mengirimkan surat kepada Rizieq Shihab agar bisa berdebat tentang Pancasila yang dipahami oleh keduanya. Dan surat tersebut sudah dibalas, namun hanya melalui media oleh pihak FPI.