Suara.com - Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah membantu mewujudkan salah satu program pemerintah dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia.
Apresiasi tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Peserta Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2017 di Istana Negara Jakarta, Senin (23/1/2017).
"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara semuanya yang telah melaksanakan pekerjaan yang besar dan ini dimulai dari desa dengan menggerakkan Babinsa, Babin Kamtibmas, Polsek, Koramil, Kodim, Polres, Danrem, Korem, Kodam, Polda semuanya bergerak ya hasilnya turun 83 persen dan hotspotnya turun 82 persen. Sebuah penurunan yang sangat drastis sekali," kata presiden.
Jokowi tidak ingin berpuas diri dan meminta seluruh masyarakat untuk terus berupaya melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Tanah Air. Hal ini penting dilakukan mengingat kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan sangatlah besar.
Baca Juga: 22.107 Pasukan Padamkan Kebakaran Hutan Sumatera-Kalimantan
Berdasarkan data yang diterima Presiden dari para ekonom yang mencatat kerugian ekonomi yang diderita negara pada tahun 2015 mencapai Rp220 triliun.
"Dan kita tahu semuanya dampak dari adanya kebakaran hutan tidak hanya urusan masalah ekonomi, 2015 kita mengalami kerugian kalau dihitung-hitung, ekonom menghitung, dampak karena urusan pembatalan penerbangan, dampak karena perkantoran yang libur, dampak karena aktivitas ekonomi yang berhenti mencapai angka yang tidak sedikit kurang lebih Rp220 triliun. Sebuah angka yang sangat besar sekali," kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi bahwa iklim di Indonesia pada tahun 2017 lebih kering dibandingkan tahun 2016. Sehingga risiko kebakaran hutan dan lahan akan semakin besar terjadi di Indonesia. Jokowi meminta jajarannya untuk mengambil langkah-langkah dan upaya yang telah berhasil dilakukan pada tahun 2016 guna dilanjutkan sebagai Rencana Aksi pada tahun 2017. Penetapan siaga darurat lebih awal merupakan arahan pertama yang disinggung Presiden Joko Widodo dalam rapat koordinasi tersebut.
"Saya ingin agar didorong penetapan siaga darurat itu sejak dini," jelasnya.
Baca Juga: BNPB Kerahkan 3.500 Personel Atasi Kebakaran Hutan di Kalbar