Suara.com - Laskar Front Pembela Islam dan sejumlah ormas di bawah naungan Gerakan Pengawal Fatwa MUI mengibarkan puluhan bendera Merah Putih di depan Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (23/1/2017). Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga cinta Indonesia.
Selain mengibarkan bendera kebangsaan, mereka juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, seperti Sang Merah Putih, Dari Sabang Sampai Merauke, dan Indonesia Raya.
Aksi massa siang ini bertujuan untuk mengawal pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab yang diperiksa penyidik terkait kasus dugaan penghasutan gara-gara menyinggung logo Bank Indonesia di lembaran mata uang rupiah mirip palu arit atau lambang komunis.
Orator yang berdiri di atas mobil komando mengatakan di negeri ini banyak kasus pelecehan terhadap simbol negara, tapi tidak ditindak polisi.
Baca Juga: Spanduk Tolak Wayang, PDIP: Itu Siapa yang Bikin?
"Beberapa bulan lalu, bendera Cina dikibarkan di Indonesia. Beberapa hari lalu, beberapa distrik di Papua mulai membakar bendera Merah Putih," kata orator.
Menurut dia perlakuan berbeda berlaku bagi FPI. Ketika menuliskan kalimat tauhid di bendera Merah Putih, langsung ditindak polisi.
"Bendera Merah Putih yang dituliskan kalimat tauhid, la Ilaha Illallah, tapi kita dianggap menistakan Merah Putih. Siapa yang sebenarnya menistakan Merah Putih? Kita atau mereka?" katanya.
Hingga berita ini diturunkan, laskar masih berkumpul di depan Polda Metro Jaya.
Sementara, saat ini, Rizieq sudah berada di ruangan penyidik. Dia didampingi oleh tim advokat dari GNPF MUI.
Baca Juga: Fadli: Pemasang Spanduk Tolak Wayang, Jangan-jangan Pendukung
Sebelum masuk ke ruang penyidik, Rizieq mengaku heran dengan kasusnya.
"Saya sendiri heran, apa yang ditanya, apa yang mau ditunjukkan," kata Rizieq.
Rizieq mengatakan akan memberikan keterangan pers setelah menjalani pemeriksaan.
"Nanti kita lihat dulu pertanyaan di dalam baru saya akan berikan keterangan," kata Rizieq.
Rizieq mengatakan dalam ceramah dia menyinggung logo mirip palu arit karena didasari kekhawatiran dengan bahaya laten komunisme di Indonesia. Soal ini, juga sudah Rizieq sampaikan ke DPR.
Rizieq mengaku tidak mengerti kenapa malah dilaporkan masyarakat ke polisi dengan tuduhan menghasut.