Spanduk Tolak Wayang, PDIP: Itu Siapa yang Bikin?

Senin, 23 Januari 2017 | 12:29 WIB
Spanduk Tolak Wayang, PDIP: Itu Siapa yang Bikin?
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Pareira penasaran dengan siapa yang sesungguhnya memasang spanduk bertuliskan menolak pertunjukan wayang kulit karena dianggap tak seusai syariat Islam di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dengan mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Muslim se-Jakarta Pusat.

"Itu siapa yang bikin? Yang pasti bertentangan dengan kultur dan realita budaya dan realita sosial di Indonesia. Sehingga saya rasa ini nggak ada artinya di Indonesia," kata Andreas di DPR, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Namun, Andreas yakin kasus spanduk ini tidak akan sampai mengganggu keragaman bangsa ini.‎

Andreas mengingatkan saat ini ada upaya menyebarkan hoax di tengah masyarakat. Tujuannya untuk menciptakan konflik. Itu sebabnya, kata dia, informasi-informasi yang beredar di tengah masyarakat harus ditanggapi dengan cerdas.

"Cara mengantisipasinya dengan tidak terlalu banyak kita meributkan hal-hal seperti ini, dan menganggap itu provokasi," ujar dia.

Anggota‎ Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat meminta pemerintah melalui aparat keamanan mencari tahu siapa pencipta hoax. Dia yakin pencipta hoax sebenarnya mudah ditelusuri aparat.

"Justru di sini, pihak keamanan harus, karena Presiden sudah mengingatkan, aparat keamanan harus mencari tahu, siapa yang menciptakan hoax-hoax ini? Sebenarnya tidak sulit kalau kita mau ‎menelusuri lebih jauh," katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon menduga ada pihak yang sengaja mencari keuntungan dengan cara membuat spanduk provokasi dengan tulisan menolak pertunjukan wayang dengan alasan tak sesuai syariat Islam.

"Siapa ya yang masang. Jangan-jangan dipasang (pendukungnya) sendiri. Kita nggak tahu," kata Fadli Zon di DPR.

Wakil Ketua DPR menegaskan wayang merupakan budaya Indonesia. Itu sebabnya, jangan diganggu.

Fadli curiga pembuatan spanduk tersebut ada kaitannya dengan politik menjelang pemilihan kepala daerah, khususnya di Jakarta.

"Ini kan jangan-jangan musim kampanye ada pendukung nya sendiri yang masang seolah-olah jadi ramai. 'Wah ini'. Sudahlah kita cukup cerdas lihat begituan," kata Fadli.

Kemunculan spanduk tersebut heboh di media sosial setelah pendiri Majalah Tempo yang juga sastrawan, Goenawan Mohamad, ikut mengunggahnya di Twitter ‏@gm_gm.

"Spanduk di Cempaka Putih, Jakarta. Wayang kulit dilarang. (Menurut orang2 yg tahu, syiar Islam di Jawa dgn wayang)," tulis GM.

Setelah itu, GM kembali mengunggah foto spanduk yang lain.

"Ini spanduk yang lain. Di Cempaka Putih, Jakarta. Pencinta wayang, siap2 pindah..." tulis GM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI