Hingga Kini Penyebab Kebakaran Mesin Pabrik CPO Belum Terungkap

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 23 Januari 2017 | 05:34 WIB
Hingga Kini Penyebab Kebakaran Mesin Pabrik CPO Belum Terungkap
Sejumlah truk bermuatan kelapa sawit. [Antara/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aparat Kepolisian Resor Mukomuko, Provinsi Bengkulu, masih menyelidiki penyebab kebakaran yang menghanguskan sejumlah mesin pengolahan minyak mentah kelapa sawit atau CPO milik PT Karya Sawitindo Mas di daerah itu.

"Kami belum tahu penyebabnya karena masih diselidiki oleh anggota di Polsek Lubuk Pinang," kata Kepala Kepolisian Resor Mukomuko, AKBP Sigit Ali Ismanto, di Mukomuko, Senin (23/1/2017).

Sejumlah mesin pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit atau CPO milik PT Karya Sawitindo Mas pada Sabtu (21/1/2017) dilaporkan terbakar. Namun tidak korban jiwa akibat peristiwa itu.

Pihaknya sudah meminta keterangan dari sejumlah karyawan yang bekerja saat terjadi kebakaran mesin pabrik tersebut.

Baca Juga: Hapus Pesan Scamm di WhatsApp atau Data Pribadi Anda Akan Dicuri

Saat terjadi kebakaran di pabrik tersebut, karyawan sedang memperbaiki kerusakan mesin nomor tiga untuk produksi minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang bocor.

Ia mengatakan, berdasarkan informasi sementara api berasal dari mesin las kemudian menyambar bahan bakar minyak di mesin nomor tiga.

Sigit mengungkapkan, sejumlah karyawan pabrik sudah berusaha memadamkan api menggunakan peralatan seadanya tetapi gagal karena api cepat menjalar ke mesin produksi CPO nomor satu hingga lima.

"Saat itu api sangat cepat membesar dan menghanguskan sebagian besar mesin produksi tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, api baru berhasil dipadamkan pada Sabtu (21/1) sekitar pukul 15.00 WIB, setelah dibantu oleh petugas pemadam kebakaran dari Kecamatan Lubuk Pinang.

Baca Juga: Donald Trump ke Jokowi: Kawan Saya di Indonesia Banyak

Akibat kejadian tersebut, ia memperkirakan, perusahaan mengalami kerugian materi Rp1 miliar. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI