Suara.com - Buku berjudul Jejak Hitler di Indonesia dibedah dalam sebuah timbang pandang di Museum ARMA perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Minggu (22/1/2017).
Bedah buku itu menghadirkan dr I Nyoman Sutarsa MPH dan penulis buku, Horst Henry Geerken (83).
Kegiatan tersebut dilaksanakan Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, bekerjasama dengan ARMA Museum, didukung Agung Rai dan I Gusti Agung Ngurah Harta.
Buku setebal 402 halaman itu menuliskan sejarah hubungan antara bangsa Jerman dengan Indonesia atau Hindia Belanda hingga era perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga: Cerita Soal NF, Lelaki yang Coret Merah Putih Pakai Huruf Arab
Buku itu tidak hanya mengisahkan tentang penggalan bukti fisik keberadaan pemerintahan Jerman semasa Hitler di Indonesia, namun juga mengungkapkan bukti-bukti betapa tokoh di lingkaran dalam Hitler begitu antusias serta mempunyai perhatian pada potensi Kepulauan Nusantara.
"Saat perang Dunia II, Jepang bekerjasama dengan Jerman untuk mencegah rekolonialisasi pemerintah Belanda terhadap Indonesia. Salah satu peran Jerman adalah memasok senjata dan perlengkapan untuk pasukan PETA (Pembela Tanah Air)," ujar Geerken.
Menandai timbang pandang buku tersebut, diserahkan pula secara simbolis buku "Jejak Hitler di Indonesia" kepada Horst Geerken oleh Patricius Cahanar, Manajer Eksekutif Penerbit Buku Kompas.
Pada kesempatan itu, Agung Rai selaku pemilik Museum ARMA mengapresiasi kehadiran buku yang telah diterbitkan dalam tiga bahasa itu.
Buku ini terbitkan dalam bahasa Jerman (Hitlers Griff nach Asien), Inggris (Hitler's Asian Adventure) dan Indonesia (Jejak Hitler di Indonesia).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat untuk Donald Trump
Adapun versi bahasa Indonesia merupakan rangkuman sebagian dari versi aslinya. (Antara)