Suara.com - Setelah mencermati sikap pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq tentang Pancasila, pengamat politik Bonie Hargens tertarik untuk menggali lebih dalam pemikiran Rizieq. Bonie menantang Rizieq debat terbuka tentang Pancasila dan kaitannya dengan NKRI.
Sikap Rizieq yang membuat Bonie tertantang untuk debat terbuka ialah ketika mengomentari keberatan Rizieq atas pidato Megawati Soekarnoputri pada waktu ulang tahun PDI Perjuangan, baru-baru ini.
Selain itu, juga karena tesis Rizieq yang dipertahankan di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, tentang Pancasila dan pengaruhnya terhadap syariah Islam tahun 2012. Bonie berasumsi Rizieq punya konsep Pancasila dalam bentuk lain.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum didapatkan kabar apakah Rizieq bersedia menerima tantangan Bonie.
Berikut ini adalah isi lengkap surat undangan Bonie kepada Rizieq untuk debat terbuka.
Kepada Yth,
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Dr. Al Habib Muhammad Rizieq Hussein Shihab Lc. MA. DPMSS.
di tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Salam silaturahim kami sampaikan, semoga Bapak Muhammad Rizieq senantiasa sehat wal afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Tesis Bapak tentang Pancasila dan Pengaruhnya Terhadap Syariah Islam di Indonesia yang dipertahankan di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2012 menarik perhatian saya. Tanpa berpretensi menilai kualitas dari karya Bapak, saya tergerak untuk mengadakan DEBAT TERBUKA dengan Bapak tentang Pancasila dalam kaitannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Niat saya menguat setelah mencermati komentar Bapak di ruang publik, termasuk yang terakhir soal keberatan Bapak terhadap pidato Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, pada tanggal 10 Januari 2017.
Asumsi dasar saya adalah Bapak mempunyai konsep Pancasila yang lain, berbeda dengan hakikat Pancasila yang sejak awal dijadikan Weltanschauung Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh para founding fathers. Bapak bertendensi mendirikan Negara Agama, seperti ambisi Al-Maududi di Timur Tengah dalam sejarah perjuangan teo-demokrasi. Mudah-mudahan, asumsi saya keliru. Untuk itulah, ruang debat ini urgen.
Sekiranya berkenan, segala urusan teknis mengenai panggung debat, publikasi, dan hal lain yang diperlukan menjadi urusan tim pelaksana dan saya. Kami tidak akan merepotkan Bapak untuk teknis pelaksanaan. Demikian Surat permohonan dan undangan ini saya sampaikan. Atas atensi dan apresiasi Bapak Muhammad Rizieq Shihab, saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 20 Januari 2017
Pengundang
Boni Hargens