Direktur Utama PT. Mass Rapid Transit Jakarta Dono Boestami pernah melihat langsung pejabat pemerintah datang kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memberikan segepok uang. Ahok yang ketika itu masih aktif menjabat gubernur dengan tegas menolaknya.
"Pak Ahok ini jujur dan bersih. Tapi pernah tidak anda mengalami langsung satu situasi dan melihat dengan mata kepala sendiri? Kebetulan saya pernah mengalami langsung," ujar Dono di acara bedah buku berjudul A Man Called #AHOK: Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan yang ditulis Rudi Valinka di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2017).
Dono yang sudah bekerja bersama Ahok selama 3,5 tahun kemudian menceritakan peristiwa itu.
Peristiwa itu terjadi ketika Dono dipanggil Ahok ke ruangan kerja gubernur. Di dalam ruangan, Dono melihat dengan mata kepala sendiri seorang PNS membawa berkas dan sebuah amplop ke luar dari ruangan. Dia baru tahu amplop tersebut berisi uang banyak setelah Ahok membocorkan.
"Pak Ahok bilang, 'Pak Dono tahu nggak, itu apa?'. Itu uang, saya kaget juga," kata Dono.
Kemudian Dono bertanya kepada Ahok perihal uang tersebut. Ahok menjelaskan uang tersebut merupakan uang legal yang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri atau istilahnya uang upah pungut.
"Saya iseng tanya, uangnya diapain? Karena pasti cukup besar (jumlahnya). Beliau bilang, 'Saya balikin, bingung juga.' Uang resmi saja dia balikin," ujar Dono.
Ahok menasihati Dono agar jangan terlalu percaya dengan bisikan-bisikan dari orang dekat.
"Saya kebetulan dulu dipercaya Pak Jokowi (Joko Widodo) menjadi Dirut MRT Jakarta. Proyek ini tidak akan berjalan kalau tidak ada Jokowi-Ahok. Terkait kuping tipis, mungkin Pak Ahok bisa mengonfirmasi kembali (setiap ada masukan)," kata Dono.
"Pak Ahok ini jujur dan bersih. Tapi pernah tidak anda mengalami langsung satu situasi dan melihat dengan mata kepala sendiri? Kebetulan saya pernah mengalami langsung," ujar Dono di acara bedah buku berjudul A Man Called #AHOK: Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan yang ditulis Rudi Valinka di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2017).
Dono yang sudah bekerja bersama Ahok selama 3,5 tahun kemudian menceritakan peristiwa itu.
Peristiwa itu terjadi ketika Dono dipanggil Ahok ke ruangan kerja gubernur. Di dalam ruangan, Dono melihat dengan mata kepala sendiri seorang PNS membawa berkas dan sebuah amplop ke luar dari ruangan. Dia baru tahu amplop tersebut berisi uang banyak setelah Ahok membocorkan.
"Pak Ahok bilang, 'Pak Dono tahu nggak, itu apa?'. Itu uang, saya kaget juga," kata Dono.
Kemudian Dono bertanya kepada Ahok perihal uang tersebut. Ahok menjelaskan uang tersebut merupakan uang legal yang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri atau istilahnya uang upah pungut.
"Saya iseng tanya, uangnya diapain? Karena pasti cukup besar (jumlahnya). Beliau bilang, 'Saya balikin, bingung juga.' Uang resmi saja dia balikin," ujar Dono.
Ahok menasihati Dono agar jangan terlalu percaya dengan bisikan-bisikan dari orang dekat.
"Saya kebetulan dulu dipercaya Pak Jokowi (Joko Widodo) menjadi Dirut MRT Jakarta. Proyek ini tidak akan berjalan kalau tidak ada Jokowi-Ahok. Terkait kuping tipis, mungkin Pak Ahok bisa mengonfirmasi kembali (setiap ada masukan)," kata Dono.