Suara.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin ingin mengajak Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri berdialog terkait tudingan pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab bahwa isinya diduga menistakan agama. Dialog bertujuan untuk klarifikasi.
"Saya rasa bila perlu nanti Bu Mega, kami ajak berdialog," katanya di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2017).
Ketika ditanya apakah jika terjadi dialog dengan Megawati, Rizieq juga akan diundang MUI, Din tentu tidak. Sebab, kata dia, MUI bukan broker mediator.
"Mungkin kita tidak mau mempertemukan begitu-begitu. Kita ini bukan jadi broker mediator," kata Din.
Salah satu bagian yang disorot Rizieq dalam pidato Megawati adalah kalimat: Bung Karno menegaskan, 'kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini.
Pidato Megawati disampaikan pada waktu acara perayaan ulang tahun PDI Perjuangan ke 44 di Jakarta Convention Center, Senayan, pada Selasa (10/1/2017).
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bereaksi keras atas sikap Rizieq Shihab terhadap pidato Megawati.
Hasto menegaskan keseluruhan pidato Megawati dipersiapkan oleh Megawati melalui perenungan yang mendalam dengan rasa cinta kepada bangsa dan negara. Pidato tersebut, kata dia, disampaikan dengan lantang untuk bangsa dan negara Indonesia.
Pidato tersebut, kata Hasto, juga diucapkan dengan komitmen kuat untuk menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebhinnekaan Indonesia.
"Dalam kapasitas Ibu Megawati sebagai ketua umum dan Presiden kelima RI, maka sangat wajar beliau memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang muncul saat ini," kata Hasto melalui pernyataan tertulis, hari ini.