Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan penghargaan kepada 87 anggotanya yang mengungkap kasus perampokan yang menewaskan enam korban di Pulomas, Jakarta Timur. Tito mengapresiasi hasil kerja mereka karena pengungkapan kasus seperti itu tidak mudah dilakukan.
"Jangan dibikin (publik) marahlah. Nangkap orang kan nggak gampang juga pengalaman saya. Nangkap orang ini, selain karena upaya kita yang penting kemauan, membentuk tim bekerja, tapi nanti saya percaya 75 persen itu urusan Tuhan," kata Tito menanggapi pertanyaan apakah pengungkapan kasus perampokan yang dipimpin bandit Ramlan Butarbutar dalam waktu relatif singkat terjadi karena dorongan publik, di Polda Metro Jaya, Rabu (18/1/2017).
"Ini sama peristiwa Pulomas ini, keberhasilan mengungkapnya 25 persen karena upaya manusia, sisanya urusan Tuhan," Tito menambahkan.
Tito mengatakan akan memberikan apresiasi kepada semua anggotanya yang memiliki prestasi dalam mengungkap kejahatan.
"Saya akan datang juga ke pedalaman Papua, Kalimantan, Natuna, Aceh kalau memang ada anggota yang punya prestasi nasional dan nama baik organisasi juga mengabdi dengan baik pada masyarakat. Saya akan datang dan berikan penghargaan. Semua ke pospol pun saya akan datang," kata Tito.
Kasus perampokan di rumah Dodi Triono di Pulomas terjadi pada Senin (26/12/2016).
Sebelum meninggalkan rumah, pelaku menyekap sebelas korban di dalam kamar mandi. Keesokan harinya, enam orang ditemukan meninggal dunia, yakni Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, anak ketiga Dodi), Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir.
Kemudian, lima orang selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.
Polisi berhasil menangkap empat pelaku. Keempat pelaku yaitu Ramlan Butarbutar (tewas), Erwin Situmorang, Alfins Bernius Sinaga, Ridwan Sitorus alias Ius Pane alias Marihot Sitorus.
"Jangan dibikin (publik) marahlah. Nangkap orang kan nggak gampang juga pengalaman saya. Nangkap orang ini, selain karena upaya kita yang penting kemauan, membentuk tim bekerja, tapi nanti saya percaya 75 persen itu urusan Tuhan," kata Tito menanggapi pertanyaan apakah pengungkapan kasus perampokan yang dipimpin bandit Ramlan Butarbutar dalam waktu relatif singkat terjadi karena dorongan publik, di Polda Metro Jaya, Rabu (18/1/2017).
"Ini sama peristiwa Pulomas ini, keberhasilan mengungkapnya 25 persen karena upaya manusia, sisanya urusan Tuhan," Tito menambahkan.
Tito mengatakan akan memberikan apresiasi kepada semua anggotanya yang memiliki prestasi dalam mengungkap kejahatan.
"Saya akan datang juga ke pedalaman Papua, Kalimantan, Natuna, Aceh kalau memang ada anggota yang punya prestasi nasional dan nama baik organisasi juga mengabdi dengan baik pada masyarakat. Saya akan datang dan berikan penghargaan. Semua ke pospol pun saya akan datang," kata Tito.
Kasus perampokan di rumah Dodi Triono di Pulomas terjadi pada Senin (26/12/2016).
Sebelum meninggalkan rumah, pelaku menyekap sebelas korban di dalam kamar mandi. Keesokan harinya, enam orang ditemukan meninggal dunia, yakni Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, anak ketiga Dodi), Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir.
Kemudian, lima orang selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.
Polisi berhasil menangkap empat pelaku. Keempat pelaku yaitu Ramlan Butarbutar (tewas), Erwin Situmorang, Alfins Bernius Sinaga, Ridwan Sitorus alias Ius Pane alias Marihot Sitorus.