Suara.com - Sebanyak 180 orang dikhawatirkan tewas dalam kecelakaan akibat berupa kapal karam di lepas pantai Libya. Hal tersebut disampaikan Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), pada Selasa (17/1/2017) waktu setempat.
Lembaga migrasi PBB tersebut menyiarkan keterangan itu setelah mengumpulkan keterangan dari empat korban, tiga lelaki satu perempuan, yang diselamatkan dan dibawa ke Kota Pelabuhan Trapani di Sisilia pada Senin malam (16/1/2017).
"Mereka mengatakan, 180 orang diperkirakan berada di satu kapal tongkang," kata Favio Di Giacomo, Pejabat Koordinasi dan Juru Bicara IOM untuk Laut Tengah, seperti dikutip Antara dari Xinhua, Rabu (18/1/2017).
"Gangguan mesin sekitar lima jam setelah kapal tersebut berlayar dari satu lokasi di Libya, dan kapal itu secara perlahan mulai kemasukan air serta tenggelam, sekitar 30 mil laut dari pantai Libya," katanya.
Baca Juga: Disebut Otak Hansip, Kapolda Metro ke Rizieq: Mulutmu Harimaumu
Empat korban tersebut merupakan dua warga negara Ethiopia dan dua Eritrea.
"Salah seorang lelaki tersebut memberitahu kami ia melakukan pelayaran bersama istrinya, yang tidak selamat. Ia juga dengan susah payah berusaha menyelamatkan seorang perempuan lain, tapi perempuan itu juga tewas tenggelam setelah beberapa jam berada di air," kata Di Giacomo.
Semua orang di kapal itu diduga adalah imigran dan pengungsi dari Somalia, Eritrea dan Ethiopia.
Korban tersebut akhirnya diselamatkan oleh satu kapal Prancis yang beroperasi sebagai bagian dari misi penyelamatan lembaga perbatasan Uni Eropa (UE) Frontex. Pada Minggu (15/1/2017), mereka dipindahkan ke satu kapal Norwegia yang melakukan misi yang sama, Siem Pilot, kemudian membawa mereka ke Italia Selatan.
Selain keempat korban selamat, petugas pertolongan juga menemukan empat mayat di daerah itu. Kapal Siem Pilot sampai di Pelabuhan Trapani pada Senin malam, dan juga menyelamatkan 34 migran lain dalam operasi sebelumnya.
Baca Juga: Mengapa Laskar FPI Bisa Demo Tiap Hari Selasa, Apa Tak Kerja?
Menurut data IOM, sebanyak 2.876 imigran dan pengungsi tercatat datang melalui laut sampai 15 Januari, sebanyak 2.185 orang di Italia dan 691 Yunani.