Suara.com - Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia menangani demonstrasi laskar Front Pembela Islam, hari ini, dengan cara persuasif.
Polri dan TNI mengerahkan tentara dan polisi wanita berhijab.
Tak hanya sekali ini saja polisi dan TNI mengerahkan anggota berhijab. Ketika berlangsung demonstrasi 1 November dan 2 Desember, mereka juga dikerahkan untuk menangani aksi secara damai.
Tentara dan polisi wanita berhijab terlihat selalu tersenyum kepada masyarakat sehingga kesan angker tak terlihat dari pasukan ini.
Hari ini, ribuan laskar FPI yang dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Shihab demonstrasi ke Mabes Polri untuk menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan. Anton dianggap membiarkan perselisihan antara laskar FPI dan anggota organisasi Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia di Jawa Barat pada Kamis (12/1/2017).
Perselisihan terjadi di tengah penyidik Polda Jawa Barat memeriksa Rizieq sebagai saksi terlapor kasus dugaan penghinaan terhadap Pancasila dan Bung Karno pada Kamis (12/1/2017).
Buntutnya, terjadi persinggungan antara laskar dan anggota GMBI sejumlah daerah.
Di antaranya terjadi perusakan markas GMBI -- organisasi yang dibina Anton -- di Kampung Tegalwaru, RT 5, RW 3, Desa Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Jumat (13/1/2017).
Anton menegaskan polisi tidak pernah membiarkan terjadinya perselisihan antar ormas. Anton juga menegaskan dirinya tidak diskriminatif dalam menangani ormas.
Dia menekankan bahwa polisi akan menindak siapapun yang melanggar hukum.
Sementara itu di depan Mabes Polri, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan mengatakan anggotanya akan menjaga aksi massa FPI dengan cara yang persuasif dan humanis.
Iwan mewanti-wanti anggota agar menjaga situasi agar tetap damai.
Iwan menambahkan Mabes Polri siap untuk menerima perwakilan FPI agar mereka dapat menyampaikan aspirasi.
Kepada laskar, Iwan berharap mereka juga dapat menjaga situasi agar tetap damai.