Suara.com - El Salvador, salah satu tempat paling berbahaya di dunia, untuk pertama kalinya satu hari tanpa pembunuhan dalam hampir dua tahun berlalu.
Peristiwa langka ini terjadi sebagai dampak dari penangguhan hukum pada Rabu (11/1/2017) waktu setempat, dimana kemudian menyebabkan genjatan senjata perang antar geng.
Negara ini mengalami rata-rata 14,4 pembunuhan per hari. Rata-rata di El Savador terjadi 81 pembunuhan dari 100.000 penduduk. Lebih buruk 10 kali dibandingkan yang terjadi di St. Lois, kota paling mematikan di Amerika Serikat. Hal tersebut disampaikan FBI.
Chicago, sempat menjadi berita utama pada tahun lalu karena tingginya tingkat kekerasan, dengan rata-rata 6,3 pembunuhan per 100.000 penduduk.
Baca Juga: Nusron Wahid Minta Pendukung Agus dan Anies Pilih Ahok
Terakhir kali El Savador sehari 'bebas' pembunuhan pada 22 Januari 2015, seperti dikutip USA Today dari Associated Press. Polisi mengatakan, mereka mencatat 99 pembunuhan terjadi dalam 10 hari pertama pada tahun 2017, seperti dikutip USA Today dari The New York Times.
Sebetulnya, secara total tingkat pembunuhan El Salvador mengalami penurunan hampir seperlima dibandingkan tahun lalu. Negara Amerika Tengah memang terkenal merupakan salah negara di dunia yang paling tinggi tingkat kekerasannya.
Dari kutipan NBC News, Presiden Salvador Sanchez Ceren, mantan gerilya, mengambil alih kekuasaan pada tahun 2014 dengan tujuan menghadapi geng. Upaya itu dilakukan setelah peristiwa pembantaian tahun lalu, di mana anggota geng menggunakan senjata dan parang untuk membantai 11 orang.
Sebuah serangan balasan militer telah membantu mengurangi pembunuhan, kata pemerintah, tetapi tiga geng utama - Mara Salvatrucha, Barrio 18 Revolucionarios dan Barrio 18 Surenos - Maret lalu mengatakan tindakan keras itu tidak perlu karena mereka telah sepakat untuk pakta non-agresi.
Direktur Polisi Sipil Nasional, Howard Cotto menyatakan kepada wartawan bahwa kekerasan mulai menurun sejak 2016 berakhir dengan 5.278 pembunuhan. Jumlah tersebut 20% lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2015.
Baca Juga: Jubir Anies-Sandi Tuding Ahok Menistakan Profesi Dosen dan Guru