Debat Pilkada untuk Menangkal Hoax

Kamis, 12 Januari 2017 | 16:58 WIB
Debat Pilkada untuk Menangkal Hoax
Hoax di media sosial yang distempel Polri. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Populi Center Usep S Ahyar menilai debat dalam kampanye pemilihan kepala daerah sangat penting. Ini untuk menangkal informasi hoax.

Terlebih debat calon kepala daerah di Jakarta. Ini untuk menangkal informasi-informasi yang tidak benar atau biasa disebut hoax selain menekan sentimen antar pasangan calon.

"Debat baik dalam menangkal berita-berita hoax. Kemudian mengurangi sentimen negatif antar peserta Pilkada," kata Usep di Kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2017).

Lebih lanjut dia juga menjelaskan tentang begitu pentingnya peran debat dalam menentukan pilihan masyarakat, terutama pemilih rasional. Debat juga dinilai dapat meningkatkan daya partipasi masyarakat, sehingga dapat berbondong-bondong ke Tempat pencoblosan pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang.

Baca Juga: Heboh Hoax, AJI: Cara Baca Berita Sudah Berubah

"Debat adalah salah satu pendidikan politik bagi masyarakat, lalu mendorong masyarakat ke TPS dan ingin meningkatkan partisipasi pemilih," katanya.

Oleh karena itu, dia menyarankan kepada ketiga pasangan calon gubernur dan wakilnya untuk dengan sepenuh hati menyiapkan materi debatnya. Tidak hanya soal materi, hal lain termasuk cara berpakaian dan hal-hal lainnya penting juga diperhatikan.

"Kandidat harus sesiap mungkin menghadapi debat. Debat ini ada yang memperhatikan soal substansi dan teknis, misal cara berpakaian, gestur, cara bicaranya lugas atau tidak, karena pemilih tidak semuanya rasional," katanya.

Debat yang diselenggarakan oleh KPU DKI Jakarta tersebut dapat mematangkan pilihan pemilih untuk menentukan siapa yang bakal memimpin DKI untuk lima tahun kedepan. Sebab, berdasarkan survei yang dilakukan Populi pada 7-14 Desember 2016 lalu, pemilih yang sudah memantapkan pilihannya baru 66,5 persen. Lebihnya, kata dia masih menunggu perkembangan debat yang akan dilaksanakan besok, dan juga debat berikutnya.

"Swing voters angkanya 29 persen. Sisanya tidak jawab. Angka itu tersebar di beberapa calon, dan yang paling loyal pendukungnya adalah Paslon nomor dua. Swing voters rata-rata adalah pemilih terdidik," tutup Usep.

Baca Juga: Polri Akan Beri Stempel Jika Berita Itu Hoax

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI