Keluarga mahasiswi Universitas Esa Unggul, Tri Ari Yani Puspo Arum, belum melapor kepada polisi mengenai seorang lelaki yang mereka curigai mengetahui penyebab kematian Puspo Arum di rumah kos, Jalan H. Asmat, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat.
Lelaki yang dicurigai tersebut datang ke rumah duka di Jalan Al Bashor, Kramatjati, Jakarta Timur, pada Selasa (10/1/2017). Dia ikut melayat dan tahlilan sesaat sebelum jenazah Puspo Sari dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat.
"Terus terang saya belum melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian. Saat membuat laporan saya hanya menjawab apa yang ditanyakan polisi, karena saya takut salah jawab," kata Kasim kepada Suara.com di rumah duka, Kamis (12/1/2017).
Kasim mengaku tidak mengenal lelaki tersebut. Kasim menilai gelagat orang ini ketika aneh sekali.
Saking anehnya perilaku lelaki tersebut, Kasim menyebutnya seperti dukun.
"Tiba-tiba datang saja. Dia punya gaya berbeda itu yang jadi curiga, kok kayak dukun gitu. Pas doa bareng gayanya berbeda. Ciri-cirinya saya kurang tahu persis karena saya tidak memperhatikan. Tapi semua orang tidak ada yang tahu dia," kata Kasim.
Puspo Arum ditemukan tidak bernyawa dengan luka tusuk di bagian leher di kamar mandi kos pada Senin (9/1/2017) pagi. Dari hasil visum terhadap jenazah menunjukkan ada perlawanan dari korban sebelum ajal menjemput.
"Kalau masalah curiga juga tidak sebenarnya karena saya belum tahu. Soalnya orang kok tiba-tiba datang, kenal juga tidak. Saya serahkan sepenuhnya saja ke pihak polisi," kata Kasim.
Keberadaan lelaki mencurigakan tersebut pertamakali disampaikan oleh Wiwid Adi Suwito, kakak ipar Puspo Arum.
"Dia sih, waktu tahlilan di sini, dia sempat datang ke sini. Itu sebelum almarhum dikubur, saat ambulans jenazah datang," kata Wiwid kepada Suara.com di rumah duka, Rabu (11/1/2017).
Wiwid mengungkapkan kehadiran lelaki tersebut sempat menarik perhatian anggota keluarganya. Soalnya, dia memperlihatkan sikap yang berbeda dengan tamu yang lain.
"Terus dia baca tahlilannya itu nggak kayak orang pada umumnya. Kayak orang ketakutan, terus tengok-tengok, nggak wajarlah," ujar Wiwid.
Wiwid menambahkan ketika datang ke rumah duka, lelaki tersebut mengenakan baju berwarna hitam dan mengenakan kaos dalam berwarna merah.
"Pakai baju hitam, terus kaos merah. Kita sebagai keluarga juga dalam hati, ini orang aneh. Sempat diperhatikan juga sama keluarga. Sampai ada keluarga yang bilang, dia berdiri, tangan diangkat angkat," tutur Wiwid.
Wiwid juga membeberkan ciri-ciri lelaki misterius itu, selain punya cobek di pipi, juga berkumis.
"Ada codet (bekas luka) di pipi, badannya tinggi. Agak berkumis, badannya gemuk agak tinggi, kulitnya agak putih, cuma nggak terlalu putih," tutur Wiwid.
Lelaki yang dicurigai tersebut datang ke rumah duka di Jalan Al Bashor, Kramatjati, Jakarta Timur, pada Selasa (10/1/2017). Dia ikut melayat dan tahlilan sesaat sebelum jenazah Puspo Sari dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat.
"Terus terang saya belum melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian. Saat membuat laporan saya hanya menjawab apa yang ditanyakan polisi, karena saya takut salah jawab," kata Kasim kepada Suara.com di rumah duka, Kamis (12/1/2017).
Kasim mengaku tidak mengenal lelaki tersebut. Kasim menilai gelagat orang ini ketika aneh sekali.
Saking anehnya perilaku lelaki tersebut, Kasim menyebutnya seperti dukun.
"Tiba-tiba datang saja. Dia punya gaya berbeda itu yang jadi curiga, kok kayak dukun gitu. Pas doa bareng gayanya berbeda. Ciri-cirinya saya kurang tahu persis karena saya tidak memperhatikan. Tapi semua orang tidak ada yang tahu dia," kata Kasim.
Puspo Arum ditemukan tidak bernyawa dengan luka tusuk di bagian leher di kamar mandi kos pada Senin (9/1/2017) pagi. Dari hasil visum terhadap jenazah menunjukkan ada perlawanan dari korban sebelum ajal menjemput.
"Kalau masalah curiga juga tidak sebenarnya karena saya belum tahu. Soalnya orang kok tiba-tiba datang, kenal juga tidak. Saya serahkan sepenuhnya saja ke pihak polisi," kata Kasim.
Keberadaan lelaki mencurigakan tersebut pertamakali disampaikan oleh Wiwid Adi Suwito, kakak ipar Puspo Arum.
"Dia sih, waktu tahlilan di sini, dia sempat datang ke sini. Itu sebelum almarhum dikubur, saat ambulans jenazah datang," kata Wiwid kepada Suara.com di rumah duka, Rabu (11/1/2017).
Wiwid mengungkapkan kehadiran lelaki tersebut sempat menarik perhatian anggota keluarganya. Soalnya, dia memperlihatkan sikap yang berbeda dengan tamu yang lain.
"Terus dia baca tahlilannya itu nggak kayak orang pada umumnya. Kayak orang ketakutan, terus tengok-tengok, nggak wajarlah," ujar Wiwid.
Wiwid menambahkan ketika datang ke rumah duka, lelaki tersebut mengenakan baju berwarna hitam dan mengenakan kaos dalam berwarna merah.
"Pakai baju hitam, terus kaos merah. Kita sebagai keluarga juga dalam hati, ini orang aneh. Sempat diperhatikan juga sama keluarga. Sampai ada keluarga yang bilang, dia berdiri, tangan diangkat angkat," tutur Wiwid.
Wiwid juga membeberkan ciri-ciri lelaki misterius itu, selain punya cobek di pipi, juga berkumis.
"Ada codet (bekas luka) di pipi, badannya tinggi. Agak berkumis, badannya gemuk agak tinggi, kulitnya agak putih, cuma nggak terlalu putih," tutur Wiwid.