Pesan Bung Karno, Mega: Kalau Jadi Islam, Jangan Jadi Orang Arab

Selasa, 10 Januari 2017 | 15:33 WIB
Pesan Bung Karno, Mega: Kalau Jadi Islam, Jangan Jadi Orang Arab
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pidato politik di HUT PDI Perjuangan di JCC [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan Presiden Pertama Indonesia Soekarno. Soekarno menyampaikan pesan tentang nasionalisme.

Megawati mengingatkan bahwa semua kader PDI Perjuangan tetap menjadi orang Indonesia yang mencintai budaya Nusantara. Bukan meniru budaya bangsa lain.

"Bung Karno menegaskan sangat jelas, 'kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini," ujar Megawati dalam pidato politiknya di HUT PDI Perjuangan ke 44, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Megawati mengatakan bahwa Indonesia diakui sebagai negara demokratis. Namun demokrasi yang dianut dengan Pancasila sebagai "the way of life bangsa", telah secara tegas mematrikan nilai-nilai filosofis ideologis agar tidak kehilangan arah dan jati diri bangsa.

Baca Juga: Megawati: Terima Kasih Presiden Tetapkan Hari Lahir Pancasila

Kata Megawati, Pancasila terdiri dari lima sila dan jika diperas menjadi Trisila.

"Sila pertama Nasionalisme yang merupakan perasan dari kebangsaan dan internasionalisme; kebangsaan dan peri kemanusiaan. Kedua, sosio-demokrasi. Demokrasi yang dimaksud bukan demokrasi barat, demokrasi yang dimaksud adalah demokrasi politik ekonomi, yaitu demokrasi yang melekat dengan kesejahteraan sosial, yang diperas menjadi satu dalam sosio-demokrasi," kata Mega.

Selain itu, sila ketiga yakni Ketuhanan yang merupakan pondasi kebangsaan, demokrasi politik dan ekonomi yang kita anut.

"Tanpa Ke-Tuhan-an bangsa ini pasti oleng. Ke-Tuhan-an yang dimaksud adalah Ke-Tuhan-an dengan cara berkebudayaan dan berkeadaban; dengan saling hormat menghormati satu dengan yang lain, dengan tetap tidak kehilangan karakter dan identitas sebagai bangsa Indonesia," paparnya.

Baca Juga: Indonesia Diminta Tak Emosi Tanggapi Penghinaan Pancasila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI