Suara.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengapresiasi tindakan pimpinan TNI mencopot Komandan Kodim 0603 Lebak Letnan Kolonel (Czi) Ubaidillah karena tak izin atasan ketika menyelenggarakan pelatihan bela negara. Peserta pelatihan tersebut, antara lain anggota Front Pembela Islam.
"Pertama kami apresiasi TNI secara struktural tepat mengantisipasi (pemberhentian) itu," ujar Andreas di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (9/1/2016).
"Kami tahu hari ini sudah melakukan pergantian terhadap Dandim Lebak yang memberikan pelatihan-pelatihan di luar SOP (Standar Operasional Prosedur) yang seharusnya dilakukan TNI," Andreas menambahkan.
Andreas juga mengapresiasi sikap TNI yang mengakui adanya kesalahan dalam prosedur pelaksanaan bela negara dalam kasus Lebak.
Posisi Dandim 0603 Lebak kini digantikan oleh Letnan Kolonel ARH Syafa' Susanto.
"Melaksanakan perintah. Harus diikuti itu. Sekarang (Ubaidillah) tidak diberi jabatan," kata Kepala Penerangan Komando Daerah Militer III Siliwangi Kolonel ARH M. Desi Arianto kepada Suara.com.
Sebelum ditugaskan menjabat Dandim 0903 Lebak, Letkol ARH Syafa' menjabat Kepala Seksi Teritorial Komando Resor Militer 064 Serang. Syafa' pernah menjabat Danyon Arhanudse-14 Kodam III/ Siliwangi. Dia alumni Akmil 1999.
Desi menegaskan penyelenggaraan program bela negara intinya harus sesuai prosedur.
"Ada prosedur yang harus ditaati, lapor dulu, berjenjang. Misalnya lapor Danrem, Pangdam, kan seperti itu. Nanti yang menentukan Pangdam," kata Desi.
Kemarin, Desi Ariyanto menegaskan latihan di Lebak yang diikuti oleh anggota FPI bukan latihan militer sebagaimana isu yang berkembang di media sosial.
"Bersama ini perlu disampaikan bahwa seluruh kegiatan latihan tersebut bukanlah latihan militer, tetapi latihan bela negara," katanya
Desi Ariyanto mengatakan pelatihan bela negara bertujuan untuk memupuk kecintaan masyarakat kepada negara dan bangsa.