Dalam kunjungan kerja bersama Presiden Republik Indonesia di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (8/1/2017), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong percepatan pencairan dana manfaat Program Indonesia Pintar. Muhadjir meninjau kegiatan pencairan dana manfaat PIP yang dipusatkan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kota Pekalongan.
"Kemendikbud berkomitmen untuk terus mengupayakan agar siswa-siswa terutama yang sudah menerima Kartu Indonesia Pintar sesegera mungkin mengambil manfaat dari program ini. Kita terus berupaya membantu menyelesaikan kendala-kendala yang mereka hadapi," kata Muhadjir.
Dalam sambutan, Muhadjir mengapresiasi semangat yang ditunjukkan oleh siswa dan orangtua.
“Manfaat PIP memang harus digunakan sebesar-besarnya untuk keperluan sekolah putra-putri bapak dan ibu. Jangan digunakan untuk hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan sekolah," kata Muhadjir.
Ratusan siswa yang berasal dari keluarga miskin dari berbagai jenjang satuan pendidikan se-Kota Pekalongan difasilitasi untuk datang dan memadati aula SMKN 3 untuk menerima manfaat percepatan pencairan ini. Mereka umumnya sudah menerima Kartu Indonesia Pintar, namun belum melalukan pencairan karena berbagai kendala seperti jarak yang terlalu jauh untuk mencapai bank atau kekurangpahaman orangtua mengenai hal ini.
Dari Rp9.440.725.000 dana PIP yang digelontorkan untuk Kota Pekalongan, sudah hampir mencapai 70 persen yang sudah dicairkan oleh penerima Kartu Indonesia Pintar. Sisanya terkendala karena berbagai hal seperti jarak yang terlalu jauh untuk mencapai bank atau kekurangpahaman orang tua mengenai hal ini.
Ira Fitrianiningsih, siswi kelas sebelas jurusan Tata Busana SMKN 1 Pekalongan, mengatakan akan menggunakan manfaat PIP untuk membeli bahan dan alat praktik seperti kain.
"Saya mau menabung juga untuk membeli mesin jahit, selama ini masih pinjam kepunyaan bu'le," ujar Ira.
Sementara Suharto, orangtua dari siswa SD Aisyiah Qurrota A'yun, bersyukur dan mengatakan akan menggunakan manfaat PIP untuk membeli seragam sekolah baru anaknya.
"Baju seragam anak saya sudah sobek-sobek, saya akan belikan seragam baru supaya sekolahnya lebih semangat," kata Suharto yang sehari-hari bekerja sebagai supir.