Suara.com - Kerusuhan kembali terjadi di penjara Monte Cristo di negara bagian utara, Roraima, Brasil, Jumat (6/1/2017) pagi waktu setempat. Peristiwa ini menewaskan 33 narapidana.
Ini merupakan insiden maut di Brasil yang kedua setelah kerusuhan serupa muncul di Manaus, Amazonas lima hari lalu. Dalam insiden itu 56 narapidana tewas. Banyak yang meninggal dalam keadaan kepala terpenggal.
Menurut Sekretaris Kehakiman Roraima, Uziel Castro, para narapidana dari satu kelompok pengedar narkoba membobol sel dan menyerbu sebuah bagian penjara yang menjadi tempat tahanan para narapidana dari kelompok saingannya. Castro menyebut situasi langsung dikendalikan oleh pihak kepolisian.
Surat kabar harian O Globo melaporkan bahwa penjara itu sebetulnya dirancang untuk menampung 700 narapidana namun diisi oleh 1.475 orang.
Laporan-laporan awal mengatakan serangan tersebut dipimpin oleh PCC untuk melawan kelompok Familia de Norte. Meskipun belum dipastikan apakah ada hubungannya dengan insiden sebelumnya.
Castro, seperti dikutip O Globo, mengatakan kaitan semacam itu bisa ditepis. Kemungkinan kata dia, lembaga pemasyarakatan Monte Cristo hanya dihuni para anggota PCC dan napi lainnya yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok kejahatan.
"Tidak ada dasarnya untuk menganggap bahwa (kericuhan) ini merupakan aksi balas dendam atau pembalasan atas apa yang telah terjadi di Manaus. Memang ada persaingan di antara mereka, tapi balas dendam tidak akan terjadi karena tidak ada anggota kelompok-kelompok kejahatan lainnya di dalam penjara ini," katanya. [Antara]